Atasi Persoalan Ketenagakerjaan, Pemprov Jateng Tingkatkan Kolaborasi Semua Sektor

  • 18 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyebut, untuk mengatasi persoalan kompetensi dan ketenagakerjaan tidak bisa secara parsial atau satu institusi, melainkan dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/ kota, serta dunia industri.

“Kolaborasi inilah yang harus terbangun, sehingga bisa berjalan lebih sinergis antara yang dibutuhkan dunia usaha dan yang bisa disiapkan oleh pemerintah,” kata Sumarno, saat memberi sambutan Rakor Evaluasi Penyelenggaraan dan Pengembangan SDM Ketenagakerjaan, di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (17/11/2021) malam.

Dalam rakor yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja RI, Anwar Sanusi, dan diikuti kepala Dinas Tenaga Kerja se-Indonesia serta instansi terkait tersebut, Sumarno menjelaskan, berbicara kompetensi tenaga kerja maka akan terkait erat dengan kebutuhan dunia usaha. Sehingga antara tenaga kerja yang dilatih dengan yang dibutuhkan harus nyambung.

“Jangan sampai yang dilatih ternyata tidak dibutuhkan di dunia kerja, sehingga menjadi sesuatu yang sia-sia dan upaya penyerapan tenaga kerja yang tinggi tidak terwujud,” jelasnya.

Menurut Sumarno, apa yang dilakukan Kemenaker RI terhadap para calon tenaga kerja sudah tepat. Apalagi Provinsi Jawa Tengah ditarget pertumbuhan ekonomi sebanyak tujuh persen. Sehingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus berupaya menarik investor melalui pengembangan kawasan industri di berbagai daerah di Jawa Tengah.

“Ini peran penting Kementerian Tenaga Kerja dalam menyiapkan calon-calon tenaga kerja yang akan bekerja di kawasan industri yang ada di Jateng (Jawa Tengah),” pintanya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja RI, Anwar Sanusi menjelaskan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh beberapa faktor, salah satunya adalah aspek sumberdaya manusia (SDM) yang merupakan sebuah aset yang tidak terbatas.

Menurutnya, membangun SDM tidak semudah membangun infrastruktur, yang asal ada anggarannya dapat dikerjakan dalam waktu cepat dan di mana pun.

“Tetapi kalau kita bicara SDM, apalagi menyangkut membangun karakter. Membangun karakter adalah kegiatan yang butuh waktu yang panjang, mengubah karakter tidaklah gampang, sehingga orang Jawa ada pepatah watuk (batuk) bisa diobati, watak susah disembuhkan,” terangnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait