ASN Berkualitas Wujudkan Birokrasi Berkelas Dunia

  • 06 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Menjadi birokrasi berkelas dunia bukanlah hal mudah, karena memerlukan beragam upaya dan dorongan yang optimal dari berbagai pihak. Terutama aparatur sipil negara (ASN) berkualitas dan mampu menunjukkan jika birokrasi Indonesia mampu bersaing di dengan negara lain.

“Pemerintah ingin membangun birokrasi berkelas dunia. Namun tidak mungkin birokrasi berkelas dunia bisa kita wujudkan tanpa adanya ASN yang berkelas dunia pula,” ujar Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Dr Adi Suryanto MSi, saat memberi sambutan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan IV Provinsi Jawa tengah 2018, di Auditorium Sasana Widya Praja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDM) Jateng, Selasa (6/2).

Diklatpim yang diikuti 60 pejabat eselon II dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah itu, dibuka Plt Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi. Turut hadir dalam upacara tersebut Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP, Plt Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepamongprajaan dan Manajemen Kepemimpinan Kementerian Dalam Negeri Dra Erliani Budi Lestari MSi.

Ditambahkan, pemerintah patut berbangga dan optimistis terhadap ASN, atas kinerja dan prestasi yang dicapai. Termasuk, adanya sekitar 28 ribu inovasi yang dilahirkan ASN selama tiga tahun terakhir. Beragam inovasi di sektor publik itu merupakan hasil dari Diklatpim I, II dan III serta inisiasi-inisiasi pemerintah.

“Ini sejarah karena sebelumnya hal ini belum pernah terjadi. Maka saya optimistis birokrasi Indonesia ke depan semakin lebih baik lagi. Saya yakin semua peserta Diklatpim di sini mampu memimpin dan mengajak staf serta stakeholder bersama-sama betsinergi membangun birokrasi menjadi lebih baik,” terangnya.

Adi menambahkan, persoalan internal birokrasi organisasi yaitu adanya jurang antara ASN generasi sekarang dan dahulu. Saat ini ada sebagian generasi ASN mendekati masa pensiun dan tidak sedikit pula ASN yang baru masuk. Generasi ASN saat ini adalah abdi-abdi negara yang cerdas dan calon-calon pemimpin perubahan.

“Generasi sekarang cerdas dan pintar, maka hati-hatilah dengan mereka. Didik dan ajari mereka dengan metode-metode kekinian. Bikin mereka menjadi aset organisasi,” pintanya.

Adi menjelaskan, Diklatpim yang berlangsung mulai 6 Maret-9 Juni 2018 itu, merupakan pelatihan kepemimipinan atau bukan pelatihan jabatan. Untuk itu, yang diperlukan adalah kapasitas pemimpin perubahan. Termasuk mengasah cara dan strategi kepemimpinan, bagaimana menunjukkan kapasitas memimpin, mengelola orang lain sehingga orang lain mau mengikuti.

Menjadi pemimpin perubahan, kata dia, tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang harus dikuasai. Di antaranya mampu mengajak orang lain berubah, sebab ide dan gagasan bagus dari pemimpin perubahan tidak mungkin langsung disetujui oleh semua pihak. Pasti terlebih dahulu berhadapan dengan stakeholder yang setuju ataupun tidak, serta pihak melawan maupun mendukung.

“Maka pemimpin perubahan adalah bagaimana menjadikan mereka yang semula ragu menjadi yakin, sebelumnya melawan jadi pendukung, serta yang sikapnya tidak jelas menjadi tegas,” tandas Adi.

Sementara itu Plt Gubernur Jateng Drs Heru Sudjatmoko MSi dalam arahannya, sekarang Indonesia menyongsong zaman now, namun visi dan misi pemerintah Indonesia tidak boleh ada yang berubah. Yang berubah atau harus maju adalah cara kerja dan strategi mencapainya, sedangkan visi dan missi harus tetap.

“Pembukaaan UUD 45 tidak diubah, di alenia kedua dirumuskan visi negara. Antara lain untuk apa Indonesia merdeka dan cita-cita bangsa, yaitu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” katanya.

Selain itu, dalam memajukan pemerintahan, pendidikan juga menjadi yang utama, termasuk pendidikan ASN. Para ASN diiminta semakin pintar dan cerdas, termasuk dalam mendayagunakan teknologi yang ada sesuai dengan visi dan misi program pembangunan Indonesia

“Dalam praktik di lapangan, birokrasi tidak bekerja sendiri tapi mellibatkan banyak pihak salah satunya politisi. PR kita adalah memadukan kelebihan birokrasi dan politisi, serta pemikiran-pemikiran birokrasi di terima politisi,” imbuhnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait