Asah Kepekaan dan Kepedulian Sosial

  • 15 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Kajen – Presiden RI Ir H Joko Widodo resmi membuka Muktamar XII Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN) dan Halaqoh II Ulama Thoriqoh Luar Negeri di Pendapa Kabupaten Pekalongan, Senin (15/1).

Di hadapan ribuan umat muslim yang hadir, presiden menceritakan kekayaan nusantara yang begitu dikagumi oleh warga dunia, termasuk presiden Afghanistan. Yakni Indonesia memiliki 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa daerah dan agama yang berbeda-beda.

“Ketika Presiden Afghanistan datang ke Indonesia, saya sampaikan bahwa Indonesia memiliki 714 suku, 1.100 lebih bahasa daerah. Beliau sangat kaget sekali dan berpesan kepada saya, Presiden Jokowi hati-hati negaramu dengan 714 suku dan agama yang berbeda-beda itu sangat sulit untuk menjaganya. Tetapi saya sampaikan alhamdulillah sudah 72 tahun Indonesia selalu dalam kesatuan persatuan dan kita bisa memelihara ukhuwah kita sampai sekarang,” terangnya.

Jokowi menambahkan, Presiden Afghanistan saat itu juga berpesan, apabila muncul konflik antarsuku atau antaragama, maka harus segera dituntaskan. Sehingga tidak sampai membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Bagi Presiden Jokowi, pesan dari kepala negara Afghanistan tersebut begitu bermakna. Karena Afghanistan sendiri mengalami konflik antarsuku yang berkepanjangan, meski negara itu hanya memiliki tujuh suku bangsa.

“Presiden Jokowi hati-hati negaramu adalah negara besar. Kalau ada sengketa antarnegara tetangga segera selesaikan. Apalagi kalau ada sengketa antarsuku, selesaikan secepat-cepatnya. Itu sangat berbahaya sekali. Apalagi kalau sengketanya antaragama lebih lagi. Segera, cepat, cepat, cepat, cepat selesaikan. Apa yang saya tangkap dari pesan beliau itu Afghanistan sampai sekarang perang dan sengketa itu tidak selesai hampir lebih dari 40 tahun. Dimulai dari sengketa dua suku kemudian berkembang,” bebernya.

Oleh sebab itu, Presiden berpesan agar umat muslim dapat bersatu padu dengan segenap elemen masyarakat. Mereka diharapkan senantiasa mempertahankan NKRI dan Pancasila serta memegang teguh semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

“Saya ingin mengajak jam’iyyah di seluruh Tanah Air bergandengan tangan dengan seluruh elemen bangsa untuk terus menjaga NKRI yang mempersatukan kita semuanya, menjaga Pancasila dasar negara kita bernegara, menjaga Bhinneka Tunggal Ika yang bukan saja tali pengikat kita dalam kemajemukan tetapi terbukti dibanggakan oleh dunia. Saya mengajak seluruh jam’iyyah untuk mengasah kepekaan sosial, kepedulian kita agar Indonesia semakin sejahtera,” imbaunya.

Senada dengan Presiden Jokowi, Habib Lutfi bin Ali Yahya menjelaskan, thoriqoh dapat memupuk rasa cinta kepada Allah SWT, rasul, bangsa dan negara. Menurut ulama kharismatik asal Pekalongan itu, nasionalisme wajib ada di dalam diri setiap warga Indonesia.

Thoriqoh membangun cinta dan ketaatan kepada Allah SWT, Rasullullah, negara dan pemerintahnya. Thoriqoh berusaha menghilangkan sifat kelalaian kepada Tuhan dan sifat kurang terpuji lainnya melalui dzikrullah. Menumbuhkan cinta kepada Allah sampai cinta terhadap tanah airnya sehingga menimbulkan nasionalisme sejati,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang turut mendampingi presiden menuturkan, peran ulama dalam pembangunan daerah tidak dapat diabaikan. Sebab, ulama turut memberikan saran-saran kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan publik.

“Saya senang betul ketika banyak inisiatif ulama untuk ikut berperan aktif. Mungkin formulanya respon dari pemerintah yang sangat baik dan sangat punya ruang besar adalah mengundang (ulama), mengajak untuk hadir dalam perencanaan pembangunan,” bebernya.

Karena itu, imbuh Ganjar, setiap para ulama selalu dilibatkan dalam perencanaan pembangunan, termasuk dalam pelaksanaannya. Sehingga mereka bisa memberikan masukan kepada pemerintah.

“Jangan-jangan dari pemerintah catatannya kurang. Ketika ulama bisa ada di situ, bisa ikut memberikan masukan, mengontrol bersama-sama Insya Allah apa yang kita rumuskan ini sebagai wujud perkawinan antara peran umaro dan ulama menjadi satu membentuk program bersama,” tutur gubernur.

Mantan anggota DPR RI itu berharap, melalui muktamar yang diselenggarakan,  pemerintah memeroleh rekomendasi untuk penyusunan kebijakan publik dari para ulama.

“Mudah-mudahan acara ini berjalan lancar dan kita menunggu sebagai umaro rekomendasi dan keputusan-keputusan penting sehingga bisa kita adopt menjadi kebijakan publik,” harapnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait