Apitan Kalisegoro Rekatkan Kebersamaan Masyarakat

  • 19 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Kelestarian beragam kebudayaan lokal yang ada di Indonesia, termasuk di berbagai daerah di Jawa Tengah akan semakin merekatkan kebersamaan masyarakat. Meskipun berbeda agama, suku, dan ras, namun saat tradisi lokal diselenggarakan, semua komponen masyarakat terlibat dan beramai-ramai merayakannya. Seperti yang terlihat pada ritual Apitan di Kalisegoro, Gunungpati, Jumat (18/8) malam.

Pengajian akbar yang menghadirkan KH Fauzi Arkhan dari Kota Salatiga tersebut merupakan salah satu rangkaian apitan sedekah kampung Ampelgading pada 2017 ini. Kendati digelar hingga larut malam, suasana pengajian semakin semarak oleh kemeriahan rebana modern. Pengunjung pengajian laki-laki dan perempuan, dari anak-anak, remaja, hingga lanjut usia berbondong-bondong ke panggung pengajian.

Tradisi tahunan masyarakat di daerah perbukitan Kota Semarang tersebut tidak hanya pengajian. Beragam kesenian lokal atau kirab budaya juga akan dipertunjukkan pada puncak acara, antara lain reog dari Kabupaten Semarang dan atraksi drumband pada Sabtu (19/8) pagi hingga sore. Tidak kalah menarik adalah pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Sigit Ariyanto dan orkes dangdut sebagai penutup acara pada Sabtu malam.

“Rangkaian kegiatan sedekah kampung di Kalisegoro ini luar biasa, ada pengajian seperti ini dan yang hadir dari berbagai elemen masyarakat. Bahkan sesepuh desa yang nonmuslim juga turut hadir dan berperan dalam kegiatan,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat memberi sambutan pada pengajian dalam rangka Apitan Kampung Ampelgading, di Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jumat (18/8) malam.

Menurut wakil gubernur, tradisi yang telah berlangsung puluhan tahun silam ini mampu menumbuhkan semangat masyarakat merawat kerukunan dan kebersamaan antarwarga. Tidak hanya masyarakat Kalisegoro, tetapi warga dari desa tetangga juga turut serta membantu dan bergotong-royong supaya kegiatan apitan berjalan lancar dan meriah.

“Sedekah kampung ini serasa hari ulang tahun Proklamasi RI. Semuanya bisa turun, rukun, dan bersatu. Karena kemerdekaan kita ini modalnya adalah persatuan dan kesatuan kita mampu menyelesaikan berbagai persoalan bersama-sama. Peringatan ke-72 Kemerdekaan RI, presiden memberikan contoh baik demikian juga di tingkat provinsi, dan Alhamdulillah ternyata di sini juga tidak kalah meriah,” bebernya.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Bupati Purbalingga itu berpesan agar warga untuk turut membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan di Jateng. Termasuk peran PKK di tingkat desa/ kelurahan serta pengurus rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) mengingat yang mengetahui secara persis tentang kondisi kemiskinan warga adalah pengurus RT, baik mengenai kondisi ekonomi, kesehatan, maupun pendidikan warganya.

“Siapa saja yang masuk kategori warga miskin yang paling tahu pengurus RT/RW. Pemerintah pusat maupun provinsi butuh informasi dan data dari tingkat RT/RW yang menghadapi masyarakat langsung, apalagi dengan semangat sedekah kampung seperti ini. Maka kebersamaan untuk menyelesaikan persoalan semakin tumbuh,” terangnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait