Andalkan Bahasa Isyarat

  • 18 Jul
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Keseruan berinteraksi dengan teman baru yang berbeda budaya dan bahasa, membuat Mia Michaela (24) ketagihan berpartisipasi menjadi volunteer pesta olahraga di kancah internasional.

Sejak 2013, alumnus Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro telah ikut serta menjadi volunteer di lima event internasional, seperti World Para Swimming di Singapura hingga terbang ke Abu Dhabi untuk Special Olympics Indonesia. Kali ini, pada ASEAN School Games, ia pun tidak melewatkan untuk menambah teman dan pengalaman tak ternilai dengan mencoba tantangan baru menjadi Liaison Officer (LO) kontingen Laos.

Walaupun bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Mia dalam mendampingi Laos, tidak membuat Mia bingung dan canggung. Justru kesempatan ini digunakan Mia untuk belanjar Bahasa Laos dan mengenalkan budaya Indonesia.

“Jujur tantangannya itu bahasa. Bahasa Laos itu unik. Bahkan di Google translate pun susah dilafalkan bagaimana pengucapannya yang benar. Tapi itu malah yang bikin seru. Jadi kesempatan buat belajar Bahasa Laos,” ujar gadis berambut pendek dan berkacamata ini dengan semangat.

Mia pun mengaku sudah bisa mengucapkan sapaan dalam bahasa Laos yaitu bahasa Lao seperti ຂໍຂອບໃຈທ່ານ (khokhobchaithan) yang artinya terima kasih , ຈິດໃຈ (chidchai) yang berarti semangat, serta berhitung yang diajarkan oleh para kontingen Laos.

Mia lantas membagikan kiat, menjadi volunteer dan LO itu harus percaya diri dan SKSD (sok kenal sok dekat). Ia mengingatkan, perbedaan bahasa bukan menjadi penghalang untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Dengan bahasa tubuh, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain, karena menurutnya bahasa tubuh merupakan bahasa internasional dengan saling memahami dan memperhatikan, agar dapat menyampaikan dan menangkap pesan yang diberikan.

Hal senada juga diakui Eleonora Singsombath, atlet renang dari Laos. Menurutnya perbedaan bahasa memang bukan menjadi penghalang. Kali pertama kalinya ke Indonesia, dia merasa senang karena walaupun bahasa berbeda, orang-orang Indonesia mudah memahami dan sangat ramah.

Pengalaman yang tak ternilai pun kompak diakui Dita Salffiana dan Agus Machfud. Dita, mahasiswi dari Universitas Negeri Semarang itu mengaku antusias dan bangga dapat berpartisipasi dalam pesta olahraga pelajar terbesar di ASEAN dengan menjadi volunteer. Dita siap memberikan yang terbaik, dan menunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah yang baik dan ramah.

Begitu pula Agus. Jauh-jauh dari Pati, dia tak melewatkan kesempatan menjadi bagian dari ASEAN School Games. Pemuda itu senang terpilih menjadi volunteer dan berharap dapat ikut serta pada event berskala internasional lainnya. (Ic/Ul, Humas Jateng)

Berita Terkait