Alat Pengganti Cantrang Curi Perhatian Ganjar

  • 15 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Pekalongan – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendorong masyarakat untuk berinovasi dan kreatif menciptakan teknologi tepat guna, dengan memanfaatkan beragam potensi yang ada. Hal itu sekaligus sebagai upaya memecahkan berbagai persoalan di masyarakat.

“Produk-produk mereka inovatif, eman-eman kalau hanya jadi pajangan. Harus kita dorong supaya bisa diimplementasikan. Kita dorong betul produk-produk kreatif dan inovatif ini sampai ke hilir sehingga bermanfaat,” ujar Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberi sambutan pada Pembukaan Pameran Produk Inovasi (PPI) VIII Tahun 2017 di GOR Jatayu, Kota Pekalongan, Jumat (15/9).

Hadir dalam pameran bertema “Inovasi dan Kreativitas untuk Mendukung Pembangunan Ekonomi dan Pariwisata itu, Direktur Sistem Inovasi Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti RI Ophirtus Sumule,  Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Pekalongan Saelany Machfudz, sejumlah bupati dan walikota, serta forum komunikasi pimpinan daerah setempat.

Ganjar menyebutkan dari beragam produk yang ada di pameran inovasi Jateng, salah satu yang menarik perhatiannya adalah temuan alat tangkap ikan pengganti cantrang. Alat tersebut bisa digunakan untuk kapal di bawah 10 GT. Jika harganya murah, ujicoba kelayakan berhasil, tidak merusak lingkungan, selanjutnya negara yang akan memproduksi.

“Umpama Bu Susi, Menteri Kelautan dan Perikanan akan memindahkan cantrang ke alat tangkap ikan lain, kemudian alat pengganti cantrang ini lolos uji, maka akan diproduksi dan dibeli. Ini contoh yang bisa kita dorong,” terangnya

Contoh produk inovatif lainnya yakni Mobil Ndeso atau angkutan dengan modifikasi angkutan desa dan terdapat penyedot air di bagian belakang. Mobil tersebut dijual dengan harga Rp 60-70 juta per unit. Apabila semua komponen memenuhi standar nasional Indonesia maka akan dihubungkan dengan industri otomotif sebagai partner.

Selain itu, salah  inovasi sederhana yang telah diterapkan dan memberi manfaat bagi masyarakat yakni rekayasa penahan rob di Desa Mulyorejo, Kabupaten Pekalongan. Berkat tanggul yang membentang sepanjang 495 meter di daerah langganan rob tersebut, kini warga terbebas dari genangan air laut pasang.

“Saya sudah melihat inovasi yang dibuat Bupati Pekalongan, murah, lumayan, dan bisa menghentikan rob atau minimal sementara. Tinggal nanti prosesnya dipermanenkan dan penyelesaiannya perlu diintegrasikan antar Pemerintahan Kabupaten dan Kota Pekalongan. Bahkan dari Kementerian PU sudah mengalokasikan Rp 125 miliar,” beber mantan anggota DPR RI ini.

Kendati begitu, gubernur berharap ada inovasi untuk menyelesaikan persoalan pergaraman Indonesia. Sebab, meski dua per tiga luasan wilayah adalah laut namun negara ini belum mampu swadaya garam. Kondisi itu terjadi karena belum ada teknologi yang bisa membantu memroduksi garam tanpa terpengaruh cuaca.

“Soal garam saya merasa gemas, karena kita lautnya melimpah sampai terjadi rob, tetapi tidak bisa membikin garam. Saya mengajak para peneliti dan ilmuwan, bisa tidak menciptakan mesin yang menyedot air laut pada saat berproses keluarnya garam. Teknologi itu sudah ada tapi di Korea dan Cina,” jelasnya.

Ganjar juga mengaku tertarik dengan inovasi keramik kualitas ekspor berbahan baku lokal yang berhasil menjadi salah satu pemenang lomba inovasi kreatif pada PPI 2017. Gubernur berharap penemu keramik tersebut berbagi ilmu dengan perajin genteng Sokka di Kabupaten Kebumen, mengajari perajin genteng membuat keramik berkualitas tinggi dan berglazur sehingga bernilai ekonomi tinggi.

Meskipun produknya pernah berjaya di zaman penjajahan Beianda dan popularitasnya mendunia, namun sampai saat ini teknologi genteng Sokka nasih manual. Sehingga produktivitasnya menurun dan pemasaran merosot akibat kalah bersaing dengan produk-produk pabrikan atau daerah lain yang sejenis. Jika para perajin juga didorong bisa membuat kerajinan lain berbahan baku sama, seperti keramik unik berkelas dunia, akan menambah pendapatan mereka.

“Pemkab punyak ide memanfaatkan tanah sedimentasi waduk untuk bahan baku pembuatan genteng, tapi ternyata butuh penelitian dan laboratorium untuk mengetes jenis tanah. Bisa tidak para peneliti  menindaklanjuti ide pemkab itu,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga berkeliling mengunjungi puluhan stand yang memamerkan bermacam temuan inovatif di berbagai bidang. Baik pertanian, peternakan, pelayanan publik berbasis teknologi informasi, serta ekonomi kreatif.

Ketika mengunjungi sebuah stand yang menawarkan aneka produk pertanian, gubernur tertarik dan membeli alat tanam cepat biji jagung, kedelai, kacang, maupun biji-bijian lain. Alat tanam biji-bijian produk anak negeri seharga Rp 350 ribu itu dinilai mudah pengoperasiannya, kapasitas kerja penanaman lebih optimal, serta cocok untuk kondisi lahan tanpa olah tanah dan lahan kering.

Gubernur juga menyerahkan penghargaan dan uang pembinaan kepada para pemenang beragam lomba yang digelar dalam rangkaian PPI 2017 di Kota Santri.

Sementara itu, Plt Walikota Pekalongan Saelany Machfudz menjelaskan, pameran yang berlangsung selama tiga hari (15-17 September) merupakan rangkaian kegiatan Hari Teknologi Nasional yang diselenggarakan di Makassar Sulawesi Selatan pada Agustus 2017 lalu. Tema yang diangkat Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan.

“Pameran ini sebagai wadah untuk saling bertukar informasi inovasi untuk mengetahui perkembangan Iptek dan perkembangan inovasi saat ini, guna meningkatkan daya saing daerah,” katanya.

Selain diikuti peserta dari instansi pemerintah pusat, Pemprov Jawa Tengah, pemkab dan pemkot se- Jawa Tengah, pameran juga diramaikan oleh stand-stand dari kelompok UKM dan swasta dengan total peserta sebanyak 130 peserta. Pameran yang berpusat di kawasan budaya tersebut diramaikan beragam kegiatan pendukung antara lain seminar, lomba produk inovatif dan kreatif memperebutkan Piala Gubernur, lomba robotik, lomba kontes motor dan mobil, lomba musik rampak, serta lomba menarik lainnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait