Ajakan Ganjar Pedulikan Makam Pejuang Aceh di Blora, Direspons Pemkab dan Keluarga

  • 09 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

BLORA – Ajakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar masyarakat memedulikan makam pejuang asal Aceh yang dibuang di Blora, Pocut Meurah Intan, direspons Pemkab Blora dan keluarga Dono Muhammad, selaku pihak yang merawat Pocut selama pengasingan.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Slamet Pamuji mengatakan, pihaknya bersama keturunan Dono Muhamad telah merespons ajakan gubernur, agar lebih memedulikan makam Pocut. Termasuk, dorongan gubernur mendorong Pocut Meurah segera ditetapkan menjadi pahlawan nasional.
“Pak Ganjar kelihatannya juga memberikan perhatian khusus bersama-sama mendorong Pocut Meurah ini bisa ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” kata Pamuji yang akrab disapa Mumuk, di kompleks makam Pocut Meurah di Desa Temurejo, Kecamatan Kota, Blora, baru-baru ini.
Mumuk menuturkan, sekilas tentang perawatan terhadap makam pejuang Pocut itu. Seperti halnya, mendata, dan mengonfirmasi apakah makam tersebut bisa masuk ke cagar budaya, atau tidak.
“Teman-teman (Disporabudpar) sambil itu jalan, selalu berkomunikasi dengan keluarga mbah Dono Muhamad sebagai sesepuh atau yang merawat makam Pocut Meurah Intan,” ucapnya.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A) Blora, Indah Purwaningsih berharap, makam Pocut Meurah Intan bisa dipugar dan bisa menjadi cagar budaya.
“Bila makam mbah Pocut Meurah Intan bisa dipugar, dan makam ini bisa menjadi cagar budaya, di makam ini masih ada banyak ya pejuang kita, juga Mbah Abu Umar. Saya berharap akan timbul, tumbuh, khususnya untuk generasi muda, bahwa Blora itu banyak pejuang,” kata Indah.
Cucu Dono Muhamad, Muhamad Jamil, menuturkan, pejuang asal Aceh itu memang dibuang penjajah Belanda di Blora. Selama di Blora, kakeknya Dono Muhamad, menjadi teman Pocut.
“Sama-sama berjuang,” ucap Jamil sekaligus pemilik tanah makam Pocut.
Hingga pada 19 September 1937, pejuang dari tanah rencong itu menghembuskan nafas terakhirnya. Dia mengungkapkan, sebelum meninggal, Pocut telah berwasiat agar dimakamkan di tanah milik Dono Muhamad ,di Tegalsari Desa Temurejo.
“Berpesan ke mbah saya bahwa Pocut Merah tolong saya dimakamkan di Temurejo, makam keluarga,” terang Jamil.
Sejumlah barang peninggalan Pocut Merah masih disimpannya. Yaitu fosil jiboh-sejenis lintah, dan keong buntet atau kol buntet. Konon keduanya merupakan benda yang dipercaya menjadi barang pusaka penangkal peluru.
Sugeng Waluyo, cucu panglima Mahmud pengawal Pocut Meurah Intan, menambahkan, Pocut Meurah dibuang di Blora bersama panglima sekaligus keponakannya Panglima Mahmud dan putra Pocut bernama Tuanku Nurdin.
“Tahun 1901 dibuang di Blora sampai sekarang. Ditemani keponakannya bernama panglima Mahmud dan putranya Pocut Meurah Intan, Tuanku Nurdin. Pada 1937 Pocut Merah Intan meninggal dan dimakamkan di makam Tegalsari (Temurejo),” ucapnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait