“Aja Baen-baen” Jadi ASN

  • 17 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pilar ketiga kekuatan negara setelah TNI/ Polri dan merupakan motor birokrasi. Apabila mereka mogok, maka segala urusan negara juga terancam macet.

“Di mana-mana saya mengatakan, ASN itu kekuatan ketiga setelah TNI/ Polri. Coba kalau ASN mogok tidak nyambut gawe, macet negara ini. Makane aja baen-baen jadi ASN. Rekruitment-nya juga susah, seleksi luar biasa angele,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberi materi Revolusi Mental dalam kegiatan Ceramah Jam Pimpinan, di Aula BPSDMD Jateng, Selasa (17/4).

Sekda meminta setiap ASN, khususnya di Jateng, agar mengingat kembali susahnya perjuangan mereka ketika ingin diterima menjadi ASN. Sehingga mereka menebus perjuangan itu dengan memberikan kinerja yang profesional, berintegritas, dan berkompeten. Apabila ASN tidak memiliki karakter-karakter tersebut, justru patut dipertanyakan.

“Dulu daftar (PNS), udan-udan dilakoni. Begitu jadi PNS, dipanggil pimpinan ‘Mas ning kantor gawe powerpoint!’. (Jawabannya), udan niku pak. Udan dinggo alesan. Saya itu kalau ada teman ditugasi, rung dilakoni wes mbantah, paling sengit. Maka membangun budaya kerja birokrasi kita tempuh dengan revolusi mental,” tuturnya dihadapan ratusan peserta diklat yang terdiri dari Diklatpim III, IV, kepala desa, dan penyuluh pertanian.

Ketua Korpri Jateng itu mengingatkan agar ASN tidak merasa mentang-mentang menjadi ASN, sehingga bekerja sekehendak hati. Salah satu contohnya hanya presensi pada jam berangkat dan pulang kerja, tanpa hasil kinerja.

Pinter bodo ASN gajine padha wae, ya wes lah dadi pegawai tujuh kosong tiga. Jam 7 (pukul 07.00) absen, lunga, jam 3 (pukul 15.00) balik kantor absen maneh. Nek ning provinsi aja takon dosa. Telat bisa potong TPP 10%,” bebernya.

Dalam kesempatan itu Sri Puryono juga mengajak seluruh ASN menjadi birokrat yang memiliki karakter baik. Dengan begitu bisa diandalkan dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.

“Yang kita harapkan menimbulkan kepercayaan masyarakat yang bagus. Birokrasi yang bersih, yang melayani dengan profesional. Clean government dan good governance. Jadi pemerintah yang bersih, tata kelola ya juga bagus,” tutupnya.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo JatengFoto : Humas Jateng

 

 

Berita Terkait