Ada Jerawat Heboh, Tapi Pernahkan Perhatikan Kesehatan Organ Intim?

  • 13 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Test bagi sebagian wanita, masih dianggap hal yang menakutkan. Mereka khawatir jika nantinya ditemukan kanker pada leher rahimnya. Di sisi lain, mereka juga malu mengingat test itu dilakukan pada organ intimnya.

Masih adanya kekhawatiran pada kaum perempuan itu diakui Ketua Tim Penggerak PKK Hj Atikoh Ganjar Pranowo, pada Rapat Koordinasi Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara, di Aula Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah, Jumat (13/10). Agar masyarakat tak lagi ragu, sosialisasi pentingnya IVA Test terus dilakukan TP PKK bersama para kader kepada masyarakat.

“Memang diperlukan kesadaran luar biasa dari diri kita. Sebab untuk kanker pada perempuan, termasuk kanker serviks, mayoritas baru diketahui setelah stadium III atau IV. Sehingga pengobatannya lebih sulit dan mahal,” bebernya.

Diakui, deteksi dini tidak hanya dilakukan dengan IVA Test tapi bisa juga pap smear. Namun, Atikoh lebih mendorong pemeriksaan dengan IVA Test. Bukan saja lebih mudah, murah, dan cepat karena hasilnya langsung diketahui, pada pemeriksaan IVA Test, jika diketahui ada bercak atau gejala ringan bisa langsung ditangani saat itu juga. Berbeda dengan pap smear yang hasilnya baru bisa diketahui satu atau dua minggu setelah pemeriksaan.

Jeda waktu yang cukup lama itu, kata ibu satu anak ini, terkadang membuat si pemeriksa enggan kembali untuk berkonsultasi. Ada pula yang saat mengetahui hasilnya positif justru down dan tidak mau menjalani rangkaian pengobatan medis.

Dia menunjuk contoh kejadian yang dialami temannya. Saat diketahui ada lesi tingkat rendah atau displasia, temannya itu justru ketakutan dan tidak mau menjalani pengobatan medis. Dia lebih memilih pengobatan alternatif. Hal itu yang membuat penyakitnya tak tertangani secara tuntas, hingga belum lama ini meninggal.

Jadi, Atikoh kembali mengajak ibu-ibu untuk peduli pada dirinya. Para suami juga mesti memberikan dukungan kepada isterinya. Makanya, agar lebih dikenal masyarakat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sering menyebut IVA dengan Intip Vagina Anda.

“Karena ini organ yang paling berharga untuk perempuan. Tapi sayangnya masih banyak yang kurang aware. Padahal, biasanya para wanita ada jerawat sedikit langsung heboh cari obatnya. Tangan kotor, langsung dicuci. Tapi pernah nggak memperhatikan organ intimnya seperti apa,” sorotnya.

Mengingat pentingnya kesehatan serviks, Atikoh berharap pada bulan deteksi dini Oktober ini, seluruh pihak mendorong pelaksanaan IVA Test bagi wanita. Termasuk, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, organisasi wanita se-Jawa Tengah, instansi vertikal, dan masyarakat umum.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP sangat mendukung pelaksanaan IVA Test, khususnya bagi para ASN dan isteri ASN di lingkup pemprov. Menurutnya, gerakan tersebut mesti disengkuyung bersama demi kesehatan wanita.

“Biayanya juga tidak mahal. Hanya Rp 25 ribu per orang kan tidak terasa. Masak untuk kesehatan mengeluarkan uang segitu tidak mau. Saya akan buat gebrakan di Jawa Tengah dengan meminta SKPD ikut menyukseskan gerakan IVA Test. Siapa lagi yang memelihara kesehatan kita kalau tidak kita,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr Yulianto Prabowo MKes menyampaikan, dari 4,9 juta wanita usia subur (WUS) di Jawa Tengah yang menjadi sasaran IVA Test, baru empat persennya atau sebanyak 203 ribu wanita yang sudah diperiksa. Untuk itu dia terus menggenjot peningkatan cakupan IVA Test. Bahkan, pada tahun ini pihaknya menargetkan 30 persen atau 1,4 juta WUS diperiksa IVA Test.

Yulianto menambahkan, jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan IVA Test sebanyak 484 dokter dan 576 bidan. Mereka tersebar di 393 puskesmas dari 875 puskesmas yang ada di Jawa Tengah.

“Karenanya kami terus melakukan pelatihan (IVA Test). Seperti yang saat ini kami lakukan, memberikan pelatihan bagi dokter dan bidan di seluruh puskesmas di Kabupaten Sragen. Sehingga diharapkan WUS dapat datang memeriksakan diri ke puskesmas masing-masing. Gerakan ini bisa untuk greget kita bersama,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait