6 Bulan, Kemiskinan Jateng Turun 253,23 Ribu Orang

  • 04 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah kembali mengalami penurunan. Pada Maret 2017, jumlah penduduk miskin tercatat 4,450 juta orang (4.450,72 ribu orang/ 13,01 persen), namun pada September 2017 ini menjadi 4,197 juta orang (4.197,49 ribu orang/ 12,23 persen).

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah Dadang Somantri menyampaikan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik yang disampaikan awal Januari ini, diketahui adanya pengurangan angka kemiskinan pada September 2017 dibandingkan Maret 2017 sebanyak 253,23 ribu orang.

“Secara nasional, penurunan kemiskinan di Jawa Tengah tersebut merupakan terbanyak kedua setelah Jawa Barat,” ungkapnya.

Ditambahkan, selama periode Maret – September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 73,51 ribu orang, yakni dari 1.889,09 ribu orang (1,889 juta orang) pada Maret 2017 menjadi 1.815,58 ribu orang (1,815 juta orang) pada September 2017. Sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 179,72 ribu orang, dari 2.561,63 ribu orang (2,561 juta orang) pada Maret 2017 menjadi 2.381,91 ribu orang (2,381 juta orang) pada September 2017.

Penurunan garis kemiskinan tersebut, kata Dadang, sebagian besar dipengaruhi peran komoditi makanan, yaitu mencapai 73,38 persen. Kondisi tersebut tak jauh berbeda pada Maret 2017, di mana komoditi pangan berpengaruh 73,41 persen. Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, daging sapi, telur ayam ras, daging ayam ras, mi instan, dan gula pasir.

Sementara, sebagian lainnya dipengaruhi komoditi nonmakanan. Yang paling besar pengaruhnya, naik di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

“Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan di Jawa Tengah di antaranya inflasi yang terkendali, di mana selama Maret 2017-September 2017 terjadi Inflasi sebesar 1,16 persen. Selain itu Nilai Tukar Petani (NTP) yang terus meningkat dari 97,50 pada Maret 2017 menjadi 102,56 pada September 2017). Penyaluran beras sejahtera (rastra) yang juga semakin membaik,” terang Dadang.

Kendati begitu, penurunan kemiskinan tetap menjadi prioritas pemerintah pada 2018 ini melalui berbagai kegiatan. Baik pada aspek pemberdayaan UMKM, pertanian dalam arti luas, industri, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Tentunya, semua itu membutuhkan peran aktif masyarakat maupun stakeholder terkait lainnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait