50 Anak Jateng “Rebut” Kursi Gubernur, Bupati dan Wali Kota

  • 21 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Sebanyak 50 anak yang tergabung dalam Forum Anak Jawa Tengah mengambil alih posisi gubernur dan 35 bupati/ wali kota di Jateng. Gerakan bertajuk “Kids Take Over” ini merupakan rangkaian peringatan Hari Anak se dunia yang jatuh pada 20 November.
Pengambilalihan yang dilakukan oleh anak-anak adalah rapat virtual koordinasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Posisi gubernur diambil alih oleh Tomo, siswa kelas 12 asal Surakarta.
Sementara Kepala Dinas “Kids Take Over” diambil alih oleh Mega, siswa kelas 11 asal Temanggung. Kegiatan rapat koordinasi virtual ini membahas tema penting mengenai dampak kesehatan mental pada anak.
Setelah menduduki kursi pejabat, anak-anak itu lantas memimpin rapat virtual. Komando diambil oleh Tomo, yang memerintahkan jajarannya melakukan percepatan gerakan anak sebagai pelopor dan pelapor.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jateng Retno Sudewi menyambut baik acara itu. Menurutnya, kegiatan tersebut turut membangun rasa percaya diri dan menumbuhkan jiwa optimistis.
“Kegiatan Kids Take Over ini diinisiasi oleh anak-anak, dan disambut baik oleh kepala daerah di seluruh Provinsi Jawa Tengah. Saya mengucapkan terima kasih sekali kepada seluruh bapak/ibu Bupati/Wali Kota, dan kepala dinas yang sudah bersedia memberikan posisinya, dan mendampingi anak-anak dalam rapat koordinasi ini.”, ujarnya, Sabtu (20/11/2021).
Hal serupa diungkapkan Kepala Perwakilan UNICEF FO Surabaya Ermi Ndoen. Menurutnya, konsep Kids Take Over juga mendapatkan ruang dan kesempatan untuk menyuarakan gagasan dan usulan-usulan mereka, untuk memastikan masa depan yang lebih baik.
“Optimisme anak-anak dan anak muda perlu kita dukung, sehingga mereka mendapatkan ruang yang cukup untuk berkarya, dari bocahe Jateng untuk dunia. Selamat Hari Anak Sedunia, mari kita selalu dengarkan suara anak-anak kita”, ungkapnya.
Sementara itu, Fasilitator Forum Anak Provinsi Jawa Tengah Christina Nitiningrum, mengatakan pandemi turut memengaruhi dunia anak, karena sekolah ditutup dan anak lebih dekat dengan gawai.
 “Tema kesehatan mental ini kita pilih dan ajukan, melihat dampak dari situasi pandemi kepada anak-anak. Apalagi berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Forum Anak, bahwa sertingkali terjadi perundungan di dunia online sebanyak 77,5% selama masa pandemi ini,” jelasnya.
Christina menambahkan, dalam rapat koordinasi ini, yang ingin ditunjukan adalah bagaimana pentingnya memastikan suara anak terus terdengar dan dipertimbangkan terutama dalam isu-isu yang berdampak terhadap hak-hak anak. Dalam survei yang dilakukan oleh UNICEF dan Gallup menunjukan, 69% anak-anak dan anak muda mendapatkan tekanan lebih tinggi untuk merasa sukses. Sementara itu, sebanyak 29% anak-anak juga sering merasa depresi atau kurang memiliki ketertarikan untuk beraktivitas.
Melalui kegiatan Kids Take Over ini, anak-anak mendapatkan kesempatan untuk bisa mengekspresikan gagasannya dengan berbagai permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari. Seperti bagaimana anak merasa terintimidasi di masa pandemi, kondisi kesehatan mental dan perlindungan bagi anak yang kehilangan orang tua/pengasuh utama di masa pandemi, dan pendidikan di masa pandemi yang juga berdampak pada kesehatan mental mereka.
Selain posisi gubernur, bupati/ wali kota dan kepala dinas, anak-anak dan anak muda yang berasal dari kelompok konferensi kebaikan Indonesia–Jawa Tengah juga berhasil mengambil alih posisi wartawan media Radar Semarang dan Radio Elshinta. Dalam rapat virtual koordinasi pemerintah yang dilakukan, anak-anak yang bertindak sebagai wartawan, juga melakukan liputan berita. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait