20 Korban Penipuan Kerja di Sorong Segera Pulang

  • 16 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Brebes – Para istri dari 20 warga Desa Pamulihan, Kecamatan Larangan, Brebes akhirnya bernapas lega setelah mendapat kepastian kepulangan suaminya dari Sorong, Papua. Dijanjikan bekerja di proyek pemasangan kabel, 20 orang tersebut justru ditinggal kabur oleh mandor tanpa gaji sepersen pun.

Para pekerja itu dijanjikan proyek pengerjaan kabel Telkom selama dua bulan di Sorong. Nurillah (30) istri salah satu pekerja mengisahkan, awal pemberangkatan suami dan rekan-rekannya diiming-imingi uang saku Rp1 juta. Karena tergoda uang saku dan tergiur gaji besar, Desember 2018 suami Nurillah bersama 19 rekannya meluncur ke Sorong.

“Rencanya kerja selama dua bulan. Belum nyampai dua bulan, uang makan telat, berhari-hari ndak makan. Mandornya kabur. Kami susah menghubunginya, berhari-hari rasanya khawatir,” katanya saat ditemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (16/1).

Ke-20 pekerja itu adalah Wiryo, Damad, Suka, Darwanto, Karwano, Dirman, Karnawi, Supendi, Rusjito, Suhari,Toto Kartono, Tardi, Handoko, Dakirim, Tarno, Wahai, Waryono, Hariri, dan Kuswanto. Gubernur Ganjar yang mengunjungi istri mereka akhirnya memastikan kepulangan pekerja itu.

Di hadapan istri pekerja-pekerja itu Ganjar juga sempat menelepon salah satu pekerja untuk menanyakan kondisi serta perkembangan rekan-rekannya.

“Kita cek tadi mereka sudah sampai di Balikpapan. Dua sakit, masuk angin. Sudah diobati. Kita tunggu saja,, insya Allah Jumat pagi tiba di Brebes,” katanya.

Kejadian seperti ini, menurut Ganjar, sering dilaporkan pada jajarannya. Menurutnya negara memang harus hadir ketika rakyatnya tertimpa kejadian seperti itu.

“Ya negara harus tanggung jawab. Kita bantu sebisanya. Alhamdulillah Kemensos membantu pemulangan mereka dari Sorong ke Surabaya. Dari Surabaya ke Brebes kita bantu. Mudah-mudahan mereka sampai sini dengan selamat,” terang mantan anggota DPR RI ini.

Selanjutnya, dia memerintahkan dinas terkait untuk menelusuri kasus tersebut dan menggandeng kepolisian untuk membongkar. Karena hal ini bukan hanya menyengsarakan masyarakat, namun juga bisa masuk ke ranah pidana.

“Nanti dari kepolisian dan dinas biar mengejar siapa sebenarnya yang mengerahkan pekerja ini. Agar jadi pelajaran semuanya. Jangan asal. Kasihan masyarakat, tidak mengerti di sana jauh sekali,” tegas gubernur.

Ganjar berharap masyarakat aktif berkoordinasi dengan pemerintah maupun keluarga. Agar kejadian seperti ini tidak terulang. Menurut Ganjar, laporan bisa dilakukan di pemerintah desa, agar aparatur desa mengetahui perkembangan kondisi warganya.

“Kita meminta masyarakat jika ada hal seperti ini lapor, sehingga kita bisa ngecek. Masyarakat kalau pergi lapor ke kepala desanya, sekian warganya pergi, pergi ke mana, siapa yang ngajak, itu akan membantu kita untuk melacak,” tandasnya.

Penulis : Ib, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait