2 Jam, 5 Ton Beras Ludes Terjual

  • 23 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Brebes – Untuk menurunkan harga beras yang masih relatif tinggi di pasaran, Bulog terus melakukan operasi pasar. Di Pasar Bulakamba Brebes, operasi pasar yang dilaksanakan Bulog Sub Divre Pekalongan, Selasa (23/1), diserbu warga. Hanya dalam waktu dua jam, sebanyak lima ton beras ludes terjual.

Kepala Seksi Operasional Pelayanan Publik Bulog Sub Divre IV Pekalongan, Asep Setiadi menuturkan, antusiasme masyarakat membeli beras Bulog sangat tinggi karena kisaran harga beras premium di pasaran masih Rp 11.000 per kg. Untuk mengimbanginya, Bulog akan terus mendatangkan beras, hingga kebutuhan masyarakat tercukupi.

“Tadi hanya membawa kurang dari lima ton. Tapi karena habis dan masih ada yang membutuhkan, kami datangkan lagi. Tidak ada kuota khusus dalam OP ini. Berapa pun yang masyarakat butuhkan kami siap menyediakan,” tuturnya.

Dalam OP ini, imbuh Asep, Bulog menyediakan beras medium dalam dua kemasan. Yakni, kemasan lima kilogram dan 15 kilogram. Per kilogram beras medium dibanderol dengan harga Rp 9.350. Sedangkan beras premium, disediakan dalam kemasan lima kilogram dengan harga Rp 12.500 per kilogram. Selain menyediakan beras untuk konsumen akhir, Bulog juga memasok ke sejumlah toko mitra.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah yang ikut turun dalam operasi pasar tersebut meminta kepada pemilik toko mitra untuk tidak menjual di atas harga penjualan Bulog.

“Saya wanti-wanti pokoknya jangan lebih tinggi dari ini. Kasihan rakyate. Stok kita cukup,” pesannya didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Hamid Ponco Wibowo.

Selain memantau pelaksanaan operasi pasar di Pasar Bulakamba, anggota TPID juga mengecek di Pasar Pagi Kota Tegal. Begitu tiba, Sekda langsung menyambangi Toko Gembira. Di toko tersebut, sekda juga menyampaikan pesan yang sama.

Sekda meyakinkan, masyarakat tidak perlu resah dengan kenaikan harga yang terjadi. Sebab, saat ini, harga sudah mulai turun, seiring dengan mulainya panen padi di sejumlah daerah, seperti di Demak, Kudus dan Grobogan.

“Jateng per tahun surplus 3,2 juta ton. Hanya peredaran bisa lari ke sana ke mari, kalau dari produk lho ya. Kenaikan harga ini dipicu karena Bulan Desember sampai awal Januari memang belum panen, sehingga stok kita menurun,” jelasnya.

Di samping itu, kenaikan harga beras juga dipengaruhi beras sejahtera (rastra) untuk keluarga miskin yang belum disalurkan. Namun, per 18 Januari, Mendagri Tjahyo Kumolo sudah mengambil kebijakan agar rastra segera didistribusikan kepada masyarakat paling lambat 25 Januari.

“Harapan kita dengan OP dan penyaluran rastra, tidak ada lagi harga beras yang ekstrem,” ujarnya.

Belum disalurkannya rastra, dibenarkan Siti Mutmainah dan Kasripah warga Bulakamba Brebes. Namun, keduanya merasa tertolong dengan adanya operasi pasar beras karena harganya yang masih bisa dijangkau.

“Ini agak mendingan harganya. Saya senang ada OP. Bisa membantu,” kata Siti.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait