Yang Terpenting Memotivasi Diri

  • 28 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Magelang – Banyak teori yang menjelaskan tugas dan peran humas. Namun, teori saja tidak cukup. Yang terpenting justru memotivasi diri agar menjadi humas yang baik.

Hal itu ditekankan Praktisi Kehumasan Ierawati Zoelist saat kegiatan Sinkronisasi Kehumasan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019, yang diselenggarakan di Atria Hotel Magelang, Jumat (26/4/2019). Menurutnya, tidak ada yang bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik selain dirinya. Karenanya, Iera mengajak insan yang bergerak di bidang kehumasan agar tak berhenti memotivasi diri menjadi humas yang terbaik.

“Tidak ada motivator manapun yang bisa mengubah Bapak/ Ibu untuk menjadi yang lebih baik. Motivator itu tugasnya hanya memberikan motivasi. Apakah motivator bisa melakukan pekerjaan (kehumasan) Bapak/ Ibu? Tidak, karena tugas dia hanya memberi motivasi. Siapa yang bisa mengubahnya? Ya diri sendiri,” tegas Iera.

Ditambahkan, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, humas dituntut kreatif, multitalent, kritis, dan tidak mudah baper (terbawa perasaan). Selain itu, humas mesti mengikuti perkembangan kondisi terbaru, khususnya menyangkut institusi yang dibidangi.

“Kalau jadi humas tidak update hal yang terbaru akan percuma. Anda harus selalu update akan informasi dan hal-hal terbaru,” jelasnya.

Update informasi, katanya, bukan berarti menghafal semua informasi. Yang dibutuhkan justru pemahaman terhadap kondisi yang ada, sehingga tahu bagaimana cara menyikapi informasi yang bertebaran. Cara termudah untuk memahami, dengan memperhatikan kata kuncinya.

“Kalau anda belajar dari kata kunci, itu akan nempel terus di kepala,” ujar Iera.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah Riena Retnaningrum mengatakan, tugas jajaran kehumasan pemerintah provinsi maupun kabupaten/ kota yang utama adalah mem-branding Provinsi Jawa Tengah. Dengan branding yang baik, Jawa Tengah lebih dikenal, baik di tingkat nasional maupun kancah internasional.

Branding tentang Provinsi Jawa Tengah dapat diketahui oleh masyarakat, sehingga orang tidak salah persepsi lagi. Misalnya terhadap suatu paket wisata, bahwa Borobudur itu adanya ya di Jawa Tengah, bukan Yogyakarta,” jelasnya.

Ditambahkan, revolusi industri 4.0 menuntut pemerintah melakukan pengelolaan informasi dan komunikasi publik secara baik dan serius, dengan memanfaatkan platform media yang yang ada, baik konvensional maupun berbasis internet. Sehingga, dibutuhkan sumberdaya yang mumpuni.

“Sesuai dengan misi ketiga Bapak Gubernur yaitu reformasi birokrasi yang terintegrasi dengan kabupaten/ kota yang berbasis IT. Sehingga, ASN di Jawa Tengah, utamanya di pemprov, harus melek IT,” tandas Riena. (Di/ Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait