Warga Beteng Girang Diajari Bikin Saus Pepaya dan Singkong Keju

  • 12 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

KLATEN – Berbagai pelatihan diberikan Diskominfo Jateng bagi warga Desa Beteng, Kecamatan Jatinom untuk memberdayakan potensi tanaman singkong dan pepaya. Setelah diajari membuat  bermacam keripik, kali ini warga diajarkan membikin saus pepaya dan singkong keju. Muaranya, untuk mengikis kemiskinan yang membelenggu desa di lereng Gunung Merapi itu.
Antusias warga terlihat pada sesi pelatihan di Balai Desa Beteng, Senin (12/9/2022) siang. Banyak di antara peserta pelatihan yang baru kali pertama membuat saus pepaya. Bahkan ada yang baru tahu jenis masakan singkong keju. Padahal, di desa itu, potensi ketela berlimpah.
Warga Beteng, Giyanti mengaku, baru pertama kali membuat dan memakan singkong keju. Selain itu, ia pun kaget mengetahui harga sekilo singkong keju yang bisa berlipat dari harga awal.
“Saya makan singkong keju dan membuat baru sekali ini, sebelumnya belum pernah. Enak ternyata ada manis gurih. Nah kalau sudah jadi singkong keju, harganya setengah kilo Rp15 ribu. Kalau sebelum jadi itu sekilo cuma Rp5 ribu,” urainya.
Kepala Desa Beteng Prapta Sugiyarta mengatakan, setelah pelatihan ini pihaknya akan memaksimalkan upaya untuk mempromosikan produk warganya. Selain promosi offline dan online, pemdes juga akan menaruh produk di toko modern berjejaring.
“Bisa nanti kerja sama dengan Bumdes Girpasang, yang di sana ada banyak pengunjungnya. Lalu kita support dana desa bisa juga dana aspirasi DPRD. Kemudian kita promo online digital marketing, dengan menggandeng KKN UNY,” ungkapnya.
Maksimalkan Promosi Digital
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jateng Riena Retnaningrum mengatakan, pelatihan itu adalah bagian dari program Satu OPD Satu Desa Binaan. Tujuan utamanya, mengentaskan warga dari kemiskinan.
Ditambahkan, berdasarkan data Pemdes Beteng, dari sekitar 900 kepala keluarga, 40 persen di antaranya berada pada garis kemiskinan. Hal itu ditandai dengan minimnya pendapatan yang diperoleh.
Oleh karenanya, Riena mengajak warga yang sudah mendapat pelatihan, agar rajin menggunakan media sosial sebagai sarana promosi. Sebab, saat ini kanal medsos efektif dalam menjaring pembeli, dengan jangkauan lebih luas.
Selain itu, ia mendorong agar produk yang dihasilkan warga Beteng memiliki kualitas yang prima. Oleh karena itu, Riena meminta produk yang dibikin selalu dievaluasi sesuai selera pasar.
“Mana yang perlu ditingkatkan rasanya, ditingkatkan packaging-nya, maka itu kita juga gandeng mahasiswa KKN terkait produksi. (untuk berjualan) tidak perlu lapak, gunakan medsos, ada LapakGanjar seharusnya bisa masuk ke sana. Pelatihan SDM juga penting, bagaimana admin cara jawab calon pembeli, ke mana jualnya, dan kepiawaiannya dilatih, sehingga orang tertarik” tegas Riena.
Selain promosi medsos, nantinya Diskominfo Jateng juga akan memamerkan produk Desa Beteng ke ajang yang mempertemukan stakeholder Jateng dan nasional. Diharapkan, hal ini juga menjadi promosi bagi produk Desa Beteng.
“Harapannya Data Center (milik Diskominfo Jateng) yang akan diresmikan Desember 2022, produk desa Beteng bisa dipamerkan juga, sehingga ada orang yang membeli.  Nanti kepala desa yang jualan,” pungkas Riena. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait