Terima Kasih Pak Ganjar, Sudah Buat Sekolah Gratis

  • 08 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Menjadi orang tua bagi Muhammad Anshor, bukan sekedar memberi makan dan mencukupi sandang. Baginya, pendidikan menjadi kunci agar terlepas dari jerat kemiskinan.
Bekerja serabutan, bapak empat anak ini pontang-panting menyekolahkan anaknya. Beruntung, satu orang anaknya bersekolah di SMK Negeri Jawa Tengah, yang menggratiskan seluruh biaya sekolah dan kebutuhan saat di asrama selama tiga tahun.
Ketika ditemui, Anshor baru pulang mengurus kebun milik saudara-saudaranya, di dekat rumahnya Kelurahan Pakintelan RT 3 RW 2, Gunungpati, Kota Semarang.
“Dulu sempat jadi karyawan, tapi karena ada sistem outsourcing, saya keluar. Sempat jadi tukang parkir kemudian sekarang mengurus kebun dan bertanam pisang, untuk dijual daunnya,” kata Anshor yang punya nama kecil Kuntoro itu, baru-baru inj.
Berkisah tentang pendidikan, Anshor berkata sempat kalangkabut memenuhi biaya sekolah untuk anak-anaknya. Beruntung, saat itu anaknya yang kedua Alif Husen diterima bersekolah di SMK Negeri Jawa Tengah Kampus Pati, yang memiliki sistem asrama dan menggratiskan biaya hidup dan sekolah. Beban hidupnya sebagai kepala keluarga pun agak berkurang.
“Ya sempat tambal sulam, berkeluh kepada saudara-saudara. Beruntung Alif bisa bersekolah di Dikmenjur (Pendidikan Menengah Kejuruan, sebelum menjadi SMK Negeri Jawa Tengah-red). Semua biaya gratis. Saya hanya modal materai saja,” tuturnya.
Kini, anaknya Alif telah lulus dari sekolahan tersebut dan bekerja pada perusahaan perakitan bus, di Kabupaten Semarang. Meski masih berusaha keras membiayai sekolah anak ketiga dan keempatnya, namun ia merasa terbantu secara finansial.
“Untuk sangu (bekal) adiknya yang sedang magang diberi oleh Alif. Selain itu, Alif juga bantu-bantu ibunya yang bekerja sebagai pedagang bunga tabur di Pasar Ungaran. Kalau berangkat kerja ke Bergas, sekalian mengantar. Pernah juga ia urunan membelikan mesin cuci, agar ibunya tidak kesusahan mencuci,” tutur Anshor.
Namun demikian, Anshor tak mau anaknya itu terlalu banyak menanggung bebannya sebagai orang tua. Ia seringkali mewanti-wanti anaknya itu, untuk menabung bagi masa depannya. Terlebih, anaknya itu, juga bercita-cita menjadi seorang wirausahawan.
“Kalau tulang punggung tetap saya. Alif saya minta untuk menabung. Harapannya Alif tetap kerja, jangan sampai memalukan almamater. Terima kasih untuk Pak Ganjar, semoga itikad dan budi baik (membuat SMK Negeri Jawa Tengah), dibalas yang Maha Kuasa. Amin,” ucapnya.
Ditemui terpisah, Alif Husen mengaku bersyukur pernah bersekolah di SMK Negeri Jawa Tengah. Baginya, sekolahan tersebut tak hanya memberi bekal kemampuan, tapi juga modal kemauan.
“Sewaktu sekolah di SMK Negeri Jawa Tengah Pati, saya dibekali kemampuan menjadi pemimpin. Kelakuan yang disiplin baik, sehingga punya kemauan tinggi untuk belajar. Di dunia usaha, juga sudah tahu reputasi sekolah ini, jadi masuk tanpa banyak tes,” urainya, yang kini bekerja di CV Laksana Karoseri Kabupaten Semarang.
Sembari bekerja dan mengumpulkan tabungan sebagai bekal wirausaha, ia mengaku terus mengasah ilmu serta menambah pengalaman.
“Terima kasih kepada Pak Ganjar dengan adanya SMK Negeri Jateng. Sekolah ini bisa meringankan biaya pendidikan siswa tak mampu di Jawa Tengah,” pungkas Alif. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait