TeLe ApIK, Kedatangan Dokter Kesayangan Pasien Lebih Pasti

  • 16 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Aplikasi online TeLe ApIK atau Teyeng NdeLeng Antrean Pendaftaran lan Poliklinik RSUD Prof Dr Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto terpilih menjadi Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2019 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Perjalanan dalam membuat aplikasi itu, menurut Plt Direktur RSMS Yunita Dyah Suminar sudah dimudahkan, karena didahului adanya aplikasi registrasi online. Sehingga tinggal edukasi lanjut. Selain butuh server web yang mumpuni dan besar, RSMS juga ingin menciptakan bagaimana pelayanan publik dibangun dengan melibatkan masyarakat secara langsung.

Pasien-pasien RS Margono yang tempat tinggalnya jauh seperti Jawa Tengah barat selatan perlu informasi jelas tentang kapan waktu dokter kesayangan mereka praktek menjadi faktor utama dibuatnya aplikasi itu.

“Kita memikirkan waktu pelayanan pasien supaya tidak seharian di RS. Saya membayangkan yang sakit adalah pekerja. Kalau pelayanannya lama, mereka tidak bisa melakukan aktivitas lain, kalau PNS, tidak perlu ijin lama, pedagang tidak harus menutup warungnya seharian, dengan aplikasi berbasis android mereka bisa mengakses dengan mudah, dimana saja, kapan saja,” katanya.

Sistem TeLe ApIK, kata Yunita, dipantau secara langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, oleh BKD yang akan melihat soal kedisiplinan karyawan, maupun oleh direktur RSMS untuk mengetahui kinerja para dokter. Masyarakat pengguna layanan pun merasakan dampaknya karena lebih transparan. Sehingga, ada keadilan dalam pelayanan publik. Akhirnya, citra pelayanan pun menjadi lebih baik.

Sesudah inovasi dilakukan, kata Yunita, komitmen dokter spesialis yang datang tepat waktu pun meningkat. Jika sebelumnya hanya 20 persen, naik menjadi 88,98 persen. Pasien pun dapat memantau antrean secara realtime melalui web maupun android. Angka komplain pasien dari rata-rata 18 orang, turun menjadi 3 orang saja.

Sedangkan kepuasan pasien juga meningkat dari 76 persen menjadi 85,27 persen. Jumlah pasein juga naik 20,59 persen dan pendapatan RS naik 16,64 persen. Waktu tunggu anamnesa yang sebelumnya lebih dari dua jam, menjadi kurang dari 60 menit.

Yang membanggakan, imbuh Yunita, konsep itu kini telah direplikasi oleh beberapa RS di Indonesia. Seperti RSUD Langsa Aceh, RSUD Moh Sani Karimun Riau, RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro Lampung, RSUD Pasar Rebo Jakarta, RSUD Waled Cirebon, RSUD Cideres, RSUP Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUD Advent Bandung, RSUD Tjitrowardojo Purworejo, RSUD Respira Jogjakarta, RSUD Karanganyar, RSUD Dr Soehadi Sragen, dan RSUD Dr Koesma Tuban.

“Tentu kami bersyukur banyak RS tertarik untuk mereplikasi walaupun tetap dengan model ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) karena pasti akan disesuaikan dengan struktur dan kultur RS tersebut. Intinya kontribusi ide sekecil apapun kalo nawaitu-nya untuk peningkatan pelayanan publik tentu membuat kami sangat bahagia. Inget kata-kata Pak Ganjar, jangan lupa bahagia, pastinya untuk Indonesia Jaya,” pungkasnya.(Humas Jateng)

Berita Terkait