Tak Perlu Komentar “Nyinyir”

  • 15 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Wonogiri – Siapa bilang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) hanya bertugas menegakkan Peraturan Daerah (Perda). Di sela tugasnya menyelenggarakan ketertiban umum, mewujudkan ketentraman serta perlindungan masyarakat, mereka pun ikut membantu menyosialisasikan mengenai penyelenggaraan Pemilihan Umum.

Seperti yang dilakukan Satpol PP Provinsi Jawa Tengah, saat Satpol PP Goes to School (SGS) di Pendapa Kabupaten Wonogiri, Selasa (15/1). Dalam Seminar Penguatan Pendidikan Karakter SMA/SMK/ MA Kabupaten Wonogiri yang dihadiri Forum OSIS Kabupaten Wonogiri, Kepala Satpol PP Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Nugroho Rachmadi menyisipkan pesan bagi pelajar yang kebanyakan menjadi pemilih pemula, untuk berpartisipasi aktif dalam ajang pesta demokrasi tersbut. Sebab, suara mereka akan ikut menentukan nasib bangsa.

“Di Jateng ada lebih kurang 30 persen pemilih pemula dari DPT (daftar pemilih tetap) yang harus berperan dalam partisipasi politik berdemokrasi. Itu penting,” katanya.

Sinung pun menekankan agar pelajar menyikapi dengan bijak informasi hoaks yang bertebaran di media sosial, termasuk menjelang Pemilihan Anggota Legislatif dan Presiden ini. Mereka tak perlu ikut berkomentar nyinyir yang bisa memperkeruh suasana. Lebih baik para siswa memperbanyak literasi mengenai calon pemimpin yang akan dipilihnya dari media atau literatur yang bisa dipercaya. Sehingga, dapat menentukan pilihan dengan tepat.

“Gunakan hak pilih kalian. Pemilu itu tanggung jawab kita, wujud dari sikap peduli kita kepada bangsa. Karena kalau nggak nyoblos, itu nggak asyik,” ajak pria yang baru saja memperoleh predikat Birokrat Muda Inspiratif 2018 dr Kemenko Polhukam.

Ditambahkan, pihaknya terus bekerja sama dengan KPU, Bawaslu Provinsi, KNPI, maupun ormas, untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada penyelenggaraan pemilu. Termasuk, meminimalkan golput dari kalangan pemilih pemula, melalui sosialisasi. Caranya pun tak melulu dengan seminar. Sinoeng memilih cara santai, seperti melakukan pendekatan dengan bernyanyi bersama para anak muda tersebut.

“Polanya SGS bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi yang ada di daerah. Bagi kami yg penting bisa ketemu adik-adik SMA/SMK, baik di sekolah atau di mana saja. Yg penting gayeng,” bebernya.

Program SGS, jelas Sinoeng, ditekankan pada penguatan karakter siswa sebagai unsur utama pemuda milenial. Mereka dengan segala dinamikanya harus terus merawat dan meneguhkan komitmen untuk terus peduli, berbagi dan empati kepada lingkungan, keluarga, dan bangsanya.

“Anak muda zaman now  itu mau peduli, berbagi dan empati. Karena kalau nggak, ya nggak keren kan,” tandas mantan Kepala Biro Humas Jateng ini. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait