Tak Faham Sejarah, Anak Cenderung “Cuek”

  • 01 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Perjuangan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk dalam menumpas pihak yang hendak merongrong Pancasila, mutlak dikenalkan pada generasi muda. Jangan sampai mereka tidak mengerti perjuangan para pahlawan pendahulu, dan cenderung tak memperhatikan kondisi di sekitarnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah Dadang Somantri menyampaikan pengenalan perjuangan pahlawan, termasuk melalui film dokumenter, semestinya diberikan kepada anak. Apalagi saat ini tidak banyak film dokumenter perjuangan yang diputar di televisi.

“Saya menyadari betul saat mengajak anak-anak saya menonton film G 30 S PKI. Anak-anak terus bertanya mengenai apa yang mereka tonton. Ada sesuatu yang mengganggu. Mereka tidak faham sejarah. Ini tanggung jawab kita terhadap anak-anak kita (untuk mengenalkan sejarah),” ungkapnya, saat menjadi Inspektur Upacara Hari Kesaktian Pancasila, di Halaman Kantor Diskominfo Jateng, Minggu (1/10).

Ditambahkan, ketidakfahaman anak-anak terhadap sejarah perjuangan membuat mereka cenderung cuek dengan kondisi di sekitarnya. Mereka seolah terlena dengan kebebasan dan kenyamanan yang ada di masa sekarang. Kondisi itu justru rawan terkena pengaruh negatif dari luar, termasuk pengaruh pihak yang hendak memecah belah NKRI.

Melihat hal tersebut, menurut Dadang tidak ada salahnya mengenalkan film-film perjuangan pahlawan kepada anak-anak. Dengan catatan, harus didampingi orang tua. Orang tua juga yang mesti menerangkan secara bijak mengenai maksud yang terkandung dalam film itu. Sehingga, tidak muncul rasa dendam pada keturunan pihak tertentu.

“Jangan sampai terdoktrin, pokoknya kalau kulitnya begini, sukunya itu, adalah musuh. Terus bimbing anak-anak kita agar bijak menyikapi masa lalu dan tidak boleh dendam. Kewajiban kita, yang juga aparatur sipil negara (ASN) untuk terus menjaga dan berkesinambungan agar negara tetap kuat dengan ideologi Pancasila,” tegas Dadang.

Usai upacara, juga dilakukan tumpengan sebagai bentuk syukur atas kondisi yang ada sekarang. Bagaimana pun syukur merupakan kunci bahagia, di samping saling memaafkan. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait