Tahlil Budaya, Cara Santri Gerakkan Pemuda untuk Bangun Desa

  • 20 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

BANJARNEGARA – Tembang “Tombo Ati” yang dibawakan Sanggar Seni Kalimosodo menjadi pembuka gelaran Tahlil Budaya, di halaman Masjid Baitul Muttaqin Kesenet, Banjarmangu, Banjarnegara, Selasa (19/4/2022) malam. Iringan irama angklung berpadu dengan gendang dan drumband, membuat warga yang hadir hanyut dalam syair lagu tersebut.
Tahlil Budaya merupakan media silaturahmi yang diciptakan oleh Sanggar Seni Kalimosodo yang digelar di bulan Ramadan. Sanggar Seni Kalimosodo adalah ruang tempa seni budaya bagi santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, yang berasal dari Jawa Tengah. Tahun ini, Tahlil Budaya dilaksanakan bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kesenet, Karang Taruna, serta Forum Pecinta Alam Kesenet (Forpak).
Koordinator Bidang Sosial Budaya Sanggar Seni Kalimosodo, Muhammad Nurul Fuad menuturkan, Tahlil Budaya menjadi salah satu bentuk kegiatan nyata santri di masyarakat. Sebab, dalam kegiatan tersebut berisi tentang dakwah dan dialog kepemudaan yang dibalut dengan nuansa seni budaya.
“Rangkaian acaranya mulai dari dakwah Islami, dialog kepemudaan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan desa. Namun, tetap ada nuansa seni budaya,” ujarnya.
Menurutnya, gelaran Tahlil Budaya ini akan dilaksanakan di tiap bulan Ramadan, dengan lokasi yang berbeda. Namun, tetap akan bekerja sama dengan pemuda desa.
“Konsepnya memang melebur dengan masyarakat. Tidak ada sekat, semua menyatu. Sehingga semua elemen bisa hadir, seperti Kepala Desa, tokoh masyarakat, pemuda, dan warga setempat,” paparnya.
Dijelaskan, Sanggar Seni Kalimosodo beranggotakan santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo, Jawa Timur, yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Mereka dapat menikmati liburan hanya saat Ramadan. Namun, liburan tersebut dimanfaatkan santri untuk berkegiatan langsung di masyarakat.
“Sanggar Seni Kalimosodo itu di bawah ikatan santri rayon Jawa Tengah. Kalau ikatan santri kemarin sudah menggelar Santi Kerja Nyata (SKN) satu minggu di Purwokerto, sedangkan untuk Tahlil Budaya ini memang khusus di bidang seni budaya,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kesenet, Didin mengaku baru kali ini di desanya dilaksanakan kegiatan semacam Tahlil Budaya.
“Ini kegiatan yang bagus, karena tergolong baru untuk masyarakat di sini. Jarang sekali kita kumpul satu forum dalam suasana asyik dan akrab, apalagi kita bisa sharing ide untuk kebaikan desa,” ungkapnya.
Dirinya juga mengapresiasi Sanggar Seni Kalimosodo yang menginisiasi kegiatan tersebut. Diharapkan, hal itu dapat memicu pemuda setempat untuk selau berinovasi dan kreatif dalam membuat kegiatan.
“Santri yang sibuk mengaji di pesantren saja bisa membuat acara sedemikian rupa di masyarakat. Saya sangat mengapresiasi. Ke depan, dari hasil dialog bersama ini bisa menjadikan desa ini lebih baik,” tandasnya.
Gelaran yang dimulai sehabis salat jemaah terawih itupun, dipungkasi dengan pementasan teatrikal puisi, dan disambung dengan musik angklung kolaborasi antara Sanggar Seni Kalimosodo dan pemuda setempat. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait