Siswa Sambut Bahagia Pembelajaran Tatap Muka, Meski Protokol Kesehatan Diperketat

  • 07 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

TEGAL – Sejumlah sekolah tingkat SMA/ sederajat di Jawa Tengah mulai melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka, Senin (7/9/2020) ini. Hal itu disambut gembira siswa, meskipun dengan pemberlakukan ketat protokol kesehatan.

 

Tiga sekolah di Kota Tegal, di antaranya yang melaksanakan simulasi. Yakni SMAN 2, SMKN 2 dan SMA Pius, dengan maksimal 100 siswa di masing-masing sekolah.

 

Revalina Anisa Ramadhani, siswi kelas XI IPS 4 SMAN 2 Tegal mengaku senang dengan dimulainya pembelajaran tatap muka. Ia bahkan bersedia bernyanyi di depan kelas untuk menghibur teman-temannya yang juga baru masuk sekolah.

 

“Rasanya senang sekali bisa sekolah dan bertatap muka lagi. Karena sejak ada Covid-19, pembelajaran dilakukan daring,” katanya, saat dijumpai di sekolah, Senin (7/9/2020).

 

Menurut Revalina, sekolah tatap muka berbeda dengan sistem online. Selain mendapat penjelasan secara detil dan bebas bertanya, ia juga dapat bertemu dan berdiskusi dengan teman-temannya.

 

“Kalau daring membosankan dan banyak tugas. Bahkan tugasnya sampai menumpuk,” lanjutnya.

 

Hal serupa juga dirasakan Gabriella Stevie Euodia, siswi SMA Pius Kota Tegal, yang sudah merindukan pergi bersekolah. Ia mengaku senang bertemu teman-temannya, meski harus tetap memakai masker dan jaga jarak.

 

“Senang sekali bisa bertemu teman-teman. Tapi tetap pakai masker dan jaga jarak,” tuturnya.

 

Gebi, sapaan akrabnya, berangkat sekolah diantar kerabatnya. Sampai di sekolah, gadis itu dicek suhu badan, cuci tangan, dan langsung masuk ke ruang kelas dengan tempat duduk yang sudah diatur jaraknya.

 

“Harus pakai protokol kesehatan, karena untuk saling menjaga dari Covid-19. Saya berharap virusnya segera berakhir dan bisa sekolah seperti biasanya,” imbuhnya.

 

Kepala SMA Pius Tegal, Lidwina menuturkan, pihaknya telah mempersiapkan pembelajaran tatap muda sejak tahun ajaran baru. Sehingga segala kebutuhan untuk penetapan protokol kesehatan telah matang.

 

“Sarana dan prasarana sudah kami siapkan sejak tahun ajaran baru. Mulai ruangan siswa, guru, ruang isolasi, sarana dan prasarana seperti cuci tangan, hand sanitizer, juga alat cek suhu tubuh,” ucapnya.

 

Jumlah siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran 100 siswa sesuai aturan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, tidak ada aktivitas selain pembelajaran yang dimulai pukul 07.00-11.00 WIB.

 

“Kantin sekolah tutup. Kami juga kerja sama dengan kelurahan dan pihak terkait untuk mengontrol pedagang yang ada di luar sekolah. Siswa pulang pergi hanya untuk mereka yang diantar pakai kendaraan pribadi, atau bawa sendiri, dan jalan kaki,” jelasnya.

 

Sementara, Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum menyampaikan, ada tujuh sekolah di Jawa Tengah yang melaksanakan simulasi pembalajaran tatap muka.

 

“Tujuh sekolah itu di Kota Tegal, Wonosobo dan Temanggung. Sekolah itu melaksanakan simulasi selama dua minggu, setelah itu kita evaluasi hasilnya seperti apa,” ujarnya.

 

Untuk masing-masing sekolah tersebut, tambah dia, maksimal 100 siswa yang mengikuti simulasi. Sedangkan siswa yang lain tetap pembelajaran secara daring.

 

“Kalau melihat langsung hari ini, sekolah sudah bagus dengan penerapan protokol kesehatannya,” ungkap Padma.

 

Ia berharap, pembalajaran tatap muka tetap berlangsung membahagiakan tanpa ada beban bagi siswa maupun guru.

 

“Harus tetap bahagia jangan ada beban. Tapi harus menerapkan protokol kesehatan,” tandas Padma. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait