Sektor Informasi dan Komunikasi Naik Tertinggi

  • 09 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Perekonomian di Jawa Tengah tumbuh sebesar 5,32 persen pada 2018. Angka itu naik 0,7 poin bila dibandingkan dengan 2017.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Sentot Bangun Widiyono, menjelaskan, pertumbuhan tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,17 persen. Sektor industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni 1,50 persen, disusul oleh sektor perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor (0,82 persen).

”Pada 2017 pertumbuhan ekonomi 5,26 persen, 2016 lalu pun pertumbuhannya hanya 5,25 persen. Jadi, tiga tahun terakhir, kondisi perekonomian 2018 lebih baik,” bebernya, di Aula BPS, baru-baru ini.

Sentot menambahkan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita Jawa Tengah pada 2018 mencapai Rp36,78 juta, meningkat 7,48 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut jauh di atas inflasi yang terjadi pada tahun ini sebesar 2,82 persen. Pertumbuhan PDRB terjadi di seluruh lapangan usaha. Sektor informasi dan komunikasi mengalami kenaikan tertinggi sebesar 12,39 persen. Sektor lain yang tercatat tumbuh adalah Jasa perusahaan (9,48 persen) serta jasa lainnya (9,45 persen).

Dterangkan, dilihat dari aspek pengeluaran, komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) masyarakat Jawa Tengah memberikan sumbangan terbesar, yakni tumbuh 4,69 persen, disusul oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 2,27 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) 0,20 persen. Komponen PKRT dan PMTB juga tetap menjadi sumber penyokong tertinggi pada triwulan IV 2018.

“Ekspansi pengeluaran konsumsi di tingkat rumah tangga itu salah satunya ditunjukkan dari naiknya tingkat belanja online masyarakat, yang mencapai angka 29,20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 16,14%. Dengan kata lain, perekonomian rumah tangga pada triwulan IV tahun 2018 meningkat daripada triwulan III tahun yang sama,” ungkapnya.

Beberapa kebijakan pemerintah yang telah terlaksana pada 2018, terang Sentot, turut berperan dalam pertumbuhan ekonomi, salah satunya pembangunan infrastruktur. Penyelesaian seluruh ruas jalan tol Trans Jawa oleh Pemerintah dan pembukaan beberapa ruas tol baru, seperti ruas Pejagan–Pemalang–Batang–Semarang dan ruas Semarang–Solo–Ngawi, memudahkan akses distribusi barang.

Selain itu, pengoperasian kereta api Joglosemarkerto pada awal Desember 2018 turut berkontribusi terhadap kelancaran arus barang dan orang di Jawa Tengah. KA Joglosemarkerto ini setiap harinya menjelajah jalur rel wilayah Jateng sepanjang 579 km, yakni dari Semarang–Solo–Jogjakarta–Purwokerto hingga Tegal. Dengan berhenti di 20 pemberhentian sepanjang jalurnya, kereta api itu memberikan konduktivitas relasi kepada penumpang pada beberapa kota besar di Jawa Tengah dan DIY, tanpa perlu berpindah kereta.

Penulis : Tn, Diskominfo Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait