Penderita Kusta pun Berdaya Usai Dilatih Pemprov Jateng

  • 14 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

JEPARA –  Jari-jemari Nur Juwariah (55) memang tak sempurna. Beberapa jarinya diamputasi akibat kusta yang pernah dideritanya. Namun siapa sangka dengan tangannya, ia mampu mengembangbiakan lima ekor ayam petelur menjadi 100 ekor ayam dalam setahun. Pundi-pundi rupiah pun berhasil dikumpulkan dari menjual telur setidaknya Rp80.000 tiap harinya.

Lima ekor ayam petelur tersebut dia dapatkan ketika mengikuti  pelatihan budidaya ayam petelur yang diadakan RSUD Kelet atau biasa dikenal dengan RS Kusta Donorojo Kabupaten Jepara. Ibu satu anak ini mengaku pelatihan yang diberikan pihak rumah sakit sangat bermanfaat untuk memecut percaya dirinya agar lebih berdaya.

“Pelatihan dari rumah sakit bermanfaat sekali. Saya jadi bisa mandiri dengan beternak telur seperti ini,” ucapnya, saat dijumpai baru-baru ini.

Keuletan dan kegigihan Juwariah memang tak diragukan lagi. Jangankan beternak telur, ia pun berhasil menyekolahkan anak semata wayangnya hingga bangku kuliah, bahkan telah menamatkan D3 Keperawatan.

Juwariah pun bersyukur, kini masyarakat lebih menerima dirinya, mantan hingga para penderita kusta lain. Ia melayangkan ingatannya di masa lalu ketika duduk di bangku kelas VI SD, ketika bakteri Mycobacterium leprae menyerang tubuhnya. Bercak putih di pipinya lama-lama menyebar di tangannya. Hingga kelas I SMP, ia terlambat menyadari sehingga tangannya harus diamputasi.

Malu karena merasa dirinya cacat dan takut menularkan kepada teman-temannya, wanita asal Madura ini pun putus sekolah dan berobat ke Kediri agar terbebas dari kusta. Hingga akhirnya Juwariah dirujuk ke RS Kusta Donorojo milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dia pun berpesan kepada para mantan penderita kusta hingga penderita kusta yang sedang berjuang untuk sembuh agar tetap semangat, berjuang dan percaya diri.

Semangat berdaya juga menaungi Ahmad Johar (50). Ia selalu semangat mengikuti berbagai pelatihan di rumah sakit, seperti menjahit, bordir hingga membatik. Walaupun kakinya dan beberapa jarinya diamputasi, ia tetap lincah menjahit dengan mesin jahit. Celana jeans buluk dan sobek, disulapnya menjadi tas jeans yang cantik dan kekinian. Ketika ditanya berapa harganya, dengan malu-malu bapak dua anak ini menyebutkan harganya yaitu Rp30.000 per tas.

Selain membuat tas, ia pun menerima order jahitan seragam. Johar mengaku, mengidap kusta tak hanya memberikan kenangan buruk, karena pertemuan dengan istrinya terjadi saat mereka sama-sama menjalani pengobatan kusta di RS Tugurejo.

Ya, istrinya Nyami (47) pun mantan penderita kusta. Saling menguatkan dan memberi semangat, akhirnya pasangan suami istri ini berhasil sembuh. Kebahagiaan bertambah ketika mereka dikaruniai dua anak laki laki yang sehat dan tidak mengidap kusta.

Salah satu Pekerja Sosial Rumah Sakit Kusta Donorojo Jepara Ari Rismanto menyampaikan, di Dukuh Sumber Telu RT 3 RW 9, Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara, dari 260 orang penduduk, tercatat 97 orang mantan penderita kusta. Ari yang selalu mendampingi para penderita kusta dalam pelatihan keterampilan itu, mengaku senang dengan berbagai kemajuan para mantan maupun penderita kusta yang semakin termotivasi.

Ia menyampaikan, pihak rumah sakit tak hanya memberikan pelayanan medis, tapi juga bekal keterampilan. Sehingga mereka memperoleh pendapatan setelah sembuh. Berbagai terobosan keterampilan yang pas pun selalu diberikan  untuk para penderita kusta. Bahkan pengajar pelatihan didatangkan dari berbagai ahli.

“Kami berusaha selalu memberikan terobosan, kira-kira terobosan keterampilan apa yang pas untuk para mantan dan penderita kusta. Diharapkan dengan keterampilan itu mereka dapat membiayai anaknya,” kata Ari.

Kepala Bidang Pelayanan dan Keperawatan Khusus RSUD Kelet Joko Winarno menyampaikan, tak hanya pengobatan, berbagai pelatihan disediakan untuk para mantan dan penderita kusta agar lebih produktif, percaya diri, dan meningkatkan harga diri.

Ditambahkan, respon dari masyarakat sangat bagus dan menerima karya dari para mantan dan penderita kusta. Beberapa waktu lalu, rumah sakit mengadakan pameran dan menjual berbagai karya mereka seperti sangkar burung kayu, ukiran kusen pintu hingga asesoris batu akik yang laris manis dibeli pengunjung.

Dengan bangga, Joko pun memamerkan pakaian yang dikenakan adalah hasil jahitan salah satu mantan penderita kusta. Ia pun berpesan kepada masyarakat agar tidak takut dengan kusta, karena kusta dapat diobati dan harus selalu waspada dengan gejala-gejalanya. (Ic/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait