Ombak Tinggi, Manfaatkan Pesawat Menuju Karimunjawa

  • 17 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Ingin ke Pulau Karimunjawa tapi khawatir tidak bisa menyeberang karena ombak tinggi di musim hujan seperti sekarang? Anda bisa mencoba moda transportasi udara ke objek wisata yang dikenal dengan julukan Hidden Paradise tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jateng bersama Kementrian Perhubungan dan Pemkab Jepara terus berupaya mengembangkan Bandara Dewadaru agar lebih nyaman bagi penumpang. Bandara Dewadaru kini melayani penerbangan pesawat baling-baling jenis ATR-72.

“Penerbangan ke Dewadaru selama ini dilayani oleh Maskapai Wings Air ATR 72 dengan mekanisme Regulated Take Off Weight (RTOW) kapasitas tak bisa maksimum, sekitar 50 penumpang,” ujar Satriyo, kemarin.

Ditambahkan, intensitas pesawat dari Semarang ke Karimunjawa, Jepara, tiga kali penerbangan pulang pergi dalam seminggu. Kendati begitu, penerbangan tersebut bisa menjadi alternatif jika perjalanan laut tidak memungkinkan karena cuaca buruk.

“Pada musim tertentu, seperti musim angin kencang timuran atau baratan, jangan sampai Karimunjawa menjadi tertutup. Nah itu bisa diakses lewat jalur udara, Wings Air hingga saat ini masih berkomitmen untuk melayani seminggu tiga kali. Selama ini dengan kondisi cuaca, penerbangan bisa disiasati, belum sampai cancel, namun ditunda sampai cuaca bersahabat. Dalam 24 jam pasti ada cuaca yang bagus,” jelasnya.

Menurut Satriyo, pembangunan Bandara Dewadaru terus meningkat. Pada 2019 lalu telah dilakukan perpanjangan landas pacu dari 1.200 meter menjadi 1.400 meter. Selain itu, gedung terminal penumpang telah diperluas dari 120 meter persegi menjadi 220 meter persegi.

Mengingat landasan pacu yang terbatas, selain didarati Maskapai Wings Air dengan pesawat jenis ATR 72, Bandara Dewadaru baru melayani pendaratan pesawat perintis dari Surabaya.

“Rencananya, tahun ini akan dilakukan perpanjangan runway, dari 1.400 meter menjadi 1.600 meter dan peningkatan fasilitas terminal. Dengan hal itu diharapkan, pesawat ATR 72 bisa membawa penumpang dengan maksimal (kapasitas 72 penumpang plus kru) atau Maximum Take Off Weight (MTOW). Selain itu, terminal yang padat bisa dibenahi,” terang Satriyo.

Pembangunan Bandara Dewadaru, katanya, melibatkan kewenangan dari tiga instansi. Yakni, Kementrian Perhubungan, Pemprov Jateng dan Pemkab Jepara. Selain perbaikan fasilitas bandara, Satriyo berharap lebih banyak lagi atraksi wisata, daya dukung alam, dan ketersediaan moda transportasi darat menuju fasilitas tersebut.

“Dengan adanya Dewadaru, akses menuju Karimunjawa jadi komplet. Kapal penyebrangan ke pelabuhan rakyat, kapal besar ke Legon Lele sementara pesawat mendarat di Dewadaru. Nah sekarang, tinggal instansi lain menyediakan daya dukung lingkungan, menyiapkan UMKM, atraksi wisata, dan transportasi penghubung menuju,” bebernya.

Disinggung mengenai wacana Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, saat meninjau Bandara Dewadaru, Sabtu (11/1/2020), agar ada koneksi antara Karimunjawa dengan destinasi wisata lain seperti Borobudur, Satriyo mengatakan sangat memungkinkan membuka rute dari Kulonprogo ke Karimunjawa. Namun pesawat yang bisa mendarat baru tipe ATR 72. (Wk/ Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait