Ngeyel Ikut Malah Bikin Kalah

  • 09 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Lomba kaos berantai beberapa waktu belakangan menjadi viral. Banyak yang hendak menjajal permainan tersebut, tak terkecuali saat perlombaan menyambut HUT ke-69 Provinsi Jawa Tengah dan HUT ke-74 RI di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah, Jumat (9/8/2019).

Kaos berantai menjadi salah satu yang dilombakan dengan enam tim sebagai pesertanya, yakni dari Sekretariat, Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Statistik, E-Government, serta Persandian dan Keamanan Informasi. Tim beranggotakan delapan orang, satu di antaranya wanita yang memiliki tugas khusus menarik kaos secara berantai melewati tujuh pria. Sekilas, sepertinya permainan tersebut relatif mudah. Tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan.

Seperti pada tim Bidang Statistik. Awalnya, tim yang dikomandani Erna, nampak bersemangat. Kaos berhasil dipindahkan satu demi satu tanpa kendala. Bahkan mereka sempat memimpin pertandingan karena kecepatan gerakan Erna, ditunjang para pemain yang bertubuh langsing. Sayang, pada orang terakhir, kaos tersangkut pada badan Ponco. Butuh waktu lebih lama dan tenaga ekstra untuk menarik kaos melewati tubuh pria yang lebih besar dari enam rekannya itu. Sontak, penonton terpingkal. Tim statistik terhempas, gagal menjadi juara.

“Padahal, awalnya sudah tidak boleh main. Tapi dia ngeyel mau ikut. Tenan to, macet, kalah. Tapi nggak apa-apa, yang penting ramai,” ujar Erna sambil tertawa.

Tak hanya kaos berantai, ada pula lomba lain yang mengandalkan kekompakan tim, yakni Samson dan Delilah. Setiap tim terdiri dari 10 peserta, dengan aturan main sama seperti permainan suit, yang dalam bahasa jawa dikenal dengan pingsut. Samson bisa digambarkan seperti jempol yang akan kalah dari Delilah (seperti peran kelingking). Delilah akan kalah dari Singa (seperti peran telunjuk), dan Singa kalah dari Samson.

Yang membuat permainan menjadi ramai, karena satu tim harus menunjukkan gerakan yang sama saat beradu dengan tim lain. Jika memilih Samson, mereka mesti berlaga bak altet bina raga sambil menggeram “grrr..”. Sementara Delilah dilambangkan gerakan wanita yang merayu dengan mengucap “aahh..”, dan Singa diperankan denga wajah garang sambil mengaum. Tim yang tidak kompak pun dinyatakan kalah.

Soejoedi, pemimpin Tim Bidang IKP yang
mengalahkan Tim Bidang TIK dengan skor 2-0 dalam dua kali putaran, mengaku tak familier dengan permainan tersebut, bahkan baru kali ini mendengarnya. Tapi, menurutnya, permainan itu sangat unik dan seru. Tak perlu strategi khusus, yang penting feeling dan kekompakan tim.

“Ya cuma feeling , naluri itu nggak bisa ditipu, kan hanya kebetulan. Tidak ada kesulitan dalam bermain. Hanya seperti pingsut biasa tapi harus ramai-ramai dan kompak dalam satu tim untuk bisa menang,” ungkap pria yang akrab disapa Yudi ini.

Dia berharap perlombaan-perlombaan semacam itu diadakan tidak hanya setahun sekali, melainkan lebih periodik setiap triwulan. Sehingga, karyawan dapat refreshing, tidak hanya berkutat pada pekerjaan sehari-hari.

“Kalau bisa tiga bulan sekali diadakan lomba biar karyawan itu semangat tidak melulu kerja, menghadap komputer terus,” imbuhnya.

Selain dua lomba tersebut, masih ada sejumlah pertandingan yang diselenggarakan hari itu. Yakni, lomba makan kerupuk, koin pepaya, game milenial, dan balap karung. Jumat (16/8/2019) mendatang, masih akan digelar lomba menyanyi dangdut dan kebersihan.

Kepala Diskominfo Jateng mengungkapkan, lomba diadakan agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) terbiasa berkompetisi, mencari strategi dalam mencapai tujuan, serta yang lebih penting memperkuat kerja sama, toleransi, mengalahkan ego pribadi. Sehjngga diharapkan dapat menunjang kinerja keseharian.

“Dari situ bisa belajar bagaimana mengelola ego yang ada di diri kita. Itu kadang lebih dominan dalam melaksanakan tugas. Apapun kita harus bekerja sama dalam sebuah tim untuk menghasilkan hasil yang lebih sempurna,” jelas Riena. (Hi/ Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait