Konflik “Pemilihan Bayan” Ramaikan Plaza Alun-alun Karanganyar

  • 30 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Karanganyar – Situasi dalam sebuah keluarga memanas. Sepasang suami istri bertengkar gara-gara berbeda pandangan mengenai calon bayan yang akan maju dalam pemilihan bayan di Desa Sidomukti.
Sang suami menjagokan Gecul yang dinilai memiliki program lebih bagus. Sementara istrinya justru menanggap jagoan suaminya lamban, sehingga dikhawatirkan tak becus bekerja. Dia pun merekomendasikan Kuntet yang lebih pantas sebagai bayan.
Aku kok sarujuk karo programe calon bayan Pak Kuntet. Programe sing pendidikan gratis ki lo pak,” kata sang istri meyakinkan suaminya.
Wong kayak ngono kok dipercaya. Kowe takkei ngerti ya, luwih apik meneh Pak Gecul,” sanggah si suami.
Perempuan itu tidak mau kalah lagi dengan menjawab, “Ora seneng aku karo Pak Gecul, wonge lelete ora eram-eram. Nek wonge lelet ki nyambut gawe ya lelet.”
Tak sebatas perdebatan di keluarga tersebut, maraknya kampanye hitam di antara kedua pendukung calon bayan juga membuat masyarakat resah. Masing-masing pendukung saling menjelekkan lawan politiknya. Mengingat kondisi yang semakin memanas, mereka pun memilih menemui lurahnya untuk menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.
Lurah pun mengingatkan warganya jika perbedaan pilihan itu biasa terjadi. Dia mengingatkan agar perbedaan itu tak membuat rusaknya semangat kekeluargaan yang selama ini sudah terjalin apik.
Beda ora apa-apa, persatuan tetap dijaga. Kudu rukun,” tegasnya.
Gambaran suasana menjelang pemilihan bayan itu disampaikan Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kabupaten Karanganyar pada kegiatan nonton bareng masyarakat dan FK Metra di Plaza Alun-alun Kabupaten Karanganyar, Kamis malam (29/3). Untuk lebih memberikan pencerahan, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik yang mewakili Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, Dra Evi Sulistyorini MM tiba-tiba didaulat naik ke atas panggung.
Evi menyampaikan, menjelang pemilihan semacam itu, rawan beredar berita yang tidak benar. Karenanya, warga mesti berhati-hati. Jika mendapat berita yang tidak bagus, harus disaring dulu, harus dikonfirmasi kepada yang lebih tahu. Sehingga tidak menjadikan perpecahan dalam keluarga, seperti yang ditampilkan malam itu.
Keluarga niku apikke saling rukun, supados kawujud keluarga sakinah, mawadah lan warahmah,” ujarnya.
Evi mengingatkan agar calon yang akan maju menyampaikan program yang benar-benar dapat diwujudkan, tak sekadar omongan. Mereka juga mesti menjaga pendukungnya agar terus menjaga kondisi yang aman, tertib, dan nyaman.
“Damai merupakan hal mendasar dalam demokrasi. Tidak ada demokrasi dengan kekerasan dan manipulasi. Pilkada tidak boleh berujung permusuhan, kerusuhan, apalagi perpecahan,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Evi menyampaikan apresiasinya kepada FK Metra Kabupaten Karanganyar, yang telah sukses meraih juara II pada ajang final pertunjukan rakyat tingkat nasional di Palembang pada 2017 lalu. Dia berharap FK Metra dapat terus berkreasi dalam menyampaikan informasi, khususnya program-program pemerintah, kepada masyarakat. Salah satunya, sosialisasi mengenai ajang pemihan kepala daerah dengan bahasa yang dimengerti masyarakat seperti pada cerita pemilihan bayan.
Pengemasan penampilan FK Metra dengan nonton film sperti yang diselenggarakan malam itu, juga bisa menjadi pilihan. Sebab, dengan nonton bareng, tak hanya informasi yang tersampaikan tapi juga menjaga keguyuban masyarakat.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Karanganyar yang diwakili Sekretaris Drs Agung Tjahyono Nugroho MM menyambut baik penyisipan iklan layanan masyarakat dalam pertunjukan malam itu. Bagaimana pun iklan layanan masyarakat merupakan sarana menyampaikan kebijakan pemerintah.
“Iklan Layanan Masyarakat yang informatif, simpel dan berkesan akan lebih mudah mempersuasi masyarakat agar mengikuti dan mendukung program pemerintah,” tandasnya. (Di/ Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait