Jalan Provinsi Jateng Siap untuk Jalur Lebaran

  • 30 May
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Pada H-7 mendatang, Jalan Provinsi Jawa Tengah siap digunakan untuk jalur mudik dan balik Lebaran. Sementara, jalan nasional maupun jalan jalur lintas selatan (JJLS) nonstatus, siap pada H-10.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah Ir AR Hanung Triyono MSi menyampaikan kondisi jalan provinsi saat ini tidak ada perbedaan tinggi. Sehingga, jalan bisa difungsikan dua lajur/ dua jalur. Namun, khusus untuk Jembatan Grawah ruas Boyolali-Selo-Jrakah, dilakukan sistem buka tutup, karena tengah dilakukan penggantian jembatan.

“Untuk ruas jalan Wiradesa-Kalibening yang menghubungkan Wiradesa-Kajen, saat ini masih perlu penanganan serius. Tapi, dipastikan pada H-7 jalan itu siap untuk arus mudik,” bebernya.

Agar jalan nyaman dilalui pemudik, khususnya pada jalur alternatif yang sejajar pantura, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perhubungan telah menyiapkan rambu-rambu, petunjuk arah, dan lampu penerangan.

Pada jalan nasional termasuk JJLS nonstatus, kata Hanung, telah siap pada H-10. Jalan tol dari Kanci-Pejagan dioperasionalkan berbayar hingga ruas tol Pejagan-Pemalang. Namun, jika ditemui adanya antrean panjang, akan dilakukan rekayasa lalu lintas. Sementara dari ruas Pejagan-Pemalang (exit Gandulan) sampai Krapyak junction, dapat dilalui secara fungsional, dengan rencana perkerasan rigid dan overlay satu lapis pada segmen tertentu.

Untuk mengantisipasi kemacetan, terutama pada ruas jalan tol baik Brebes-Semarang maupun Semarang-Solo, telah disiapkan alternatif exit tol dengan konstruksi Lean Concrette (LC). Selain itu, kondisi exit jalan kabupaten/ kota, seperti di Pemalang, Batang, Weleri, Kendal, Semarang, Salatiga, Karanganyar, dan Sragen, maupun jalan provinsi pada jalur tersebut juga disiapkan dengan baik.

Disampaikan, jalan tol ruas Semarang-Solo sepanjang 72,94 kilometer, dapat digunakan pada mudik dan balik Lebaran 2018. Ruas yang telah beroperasional penuh adalah Semarang-Salatiga (40,40 kilometer), sedangkan yang fungsional ruas Salatiga-Solo (32,54 kilometer).

“Fungsionalisasinya hanya satu arah. Jalan tol fungsional jalur A (arah Kartasura) hanya dioperasikan pada saat arus mudik, jalur B tidak difungsikan. Sementara, jalan tol fungsional jalur B (arah Salatiga) hanya dioperasikan pada saat arus balik, di mana jalur A tidak difungsikan,” terang Hanung.

Antisipasi antrean panjang pada ruas jalan Salatiga, dilakukan dengan membangun dua gerbang tol barrier sementara. Sedangkan di Kartasura, akan ada lima gardu operasi agar bisa menampung kendaraan yang diasumsikan mencapai puncak kepadatan dengan volume 25.000 kendaraan per hari.

Mengenai pengoperasian jalan tol Solo-Ngawi, akan ada dua gardu tol sementara, yakni di Boyolali dan Kartasura. Untuk jalur Kartasura-Ngawi, disediakan enam lokasi rest area, yakni di KM 519+250 A/B, dan STA 538+400 A/B dan KM575+000 A/B.

Sepanjang jalan tol fungsional, juga telah disiapkan BBM kemasan, toilet mobile, layanan kesehatan, dan bengkel. Hal itu berkaca dari pengalaman kemacetan di jalan tol dua tahun lalu, yang membuat sejumlah kendaraan kehabisan BBM. Pada ruas tol Kartasura-Ngawi, juga disediakan kendaraan layanan lalu lintas, berupa tujuh unit kendaraan layanan jalan tol, tiga unit ambulans, satu unit rescue, enam unit patroli jalan raya, dan delapan unit mobil derek.

“Kami juga menyediakan lima unit VMS (variable message system) dan 34 unit CCTV di sepanjang jalan tol. Namun, kami terus mengingatkan para pemudik agar berhati-hati selama perjalanan. Pastikan kendaraan dan pengemudi dalam kondisi baik,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

 

Berita Terkait