Jadikan Perpustakaan Tempat Berlibur dan Berkumpul

  • 18 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

BANYUMAS – Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo pernah aktif di era 1893-1971, untuk mengangkut berbagai keperluan pabrik gula. Penasaran bagaimana aktivitas di jalur kereta api tersebut? Datang saja ke Pameran Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019, di Hall Pamer Rita Supermall Purwokerto Banyumas, 17-20 Oktober 2019 ini.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Prijo Anggoro menyampaikan, pada pameran bertajuk “Dari Jawa Tengah Menuju Indonesia Pintar dan Bermartabat” itu, tak hanya menampilkan berbagai buku. Sejumlah arsip foto pun dipamerkan. Antara lain, Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo yang dipakai untuk mengangkut berbagai keperluan Pabrik Gula (tahun 1893-1917), Kediaman Residen Banyumas, Pembangunan Tugu Muda Semarang, Pemuda Pemuda Semarang dalam aksi penumpasan penjajah Jepang pada Pertempuran Lima  Hari di Semarang, Bus YS alat transportasi di Purwokerto (1960).

Ada pula Residen Banyumas Soerodibrata yang menjelaskan tentang Pabrik Pemintalan kepada Gubernur Jawa Tengah, R Soekarji Mangoen Koesoemo (1960), Kantor Residen Banyumas yang kali pertama untuk Kampus Unsoed (1961), Kampanye Pemberantasan Buta Huruf oleh Ir Soekarno di Banyumas, Pasar Wage Purwokerto Banyumas, Gedung Kantor Pos Surakarta (1930), Pasukan Elit Jawa Abad 19 Legiun-Mangkunegaran (1938), Peletakan Batu Pertama Pembangunan RS Moewardi Surakarta (1921), serta Situasi Penduduk Karesidenan Surakarta (1930).

“Pada pameran kali ini, kami menampilkan karya-karya anak bangsa dan potensi daerah. Seperti, Potret Kehidupan Bangsa Indonesia, Galeri Pembangunan Jawa Tengah, Bangga Menjadi Anak Bangsa, Geliat Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Pariwisata dalam Gambar Bergerak, Buku: Jendela Dunia, Berbagai Pengetahuan melalui Bank Buku, E-Libray (Tahu, Kenal, Coba, dan Lakukan), serta Jejak Sang Penulis (Bapak Ahmad Thohirin),” terangnya, saat Pembukaan Pameran Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).

Diakui, berdasarkan kajian dan penelitian yang dilakukan sejumlah pihak, diketahui minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Apalagi dengan perkembangan teknologi informasi yang berkembang begitu cepat, dan mudah diakses oleh masyarakat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Hal ini yang membawa kecenderungan masyarakat kita lebih suka menonton dan mendengar daripada membaca.

“Mereka beralasan membaca itu membuang energi, ditambah lagi harga buku rata-rata relatif masih mahal. Ada beberapa kalangan masyarakat Indonesia yang mampu membeli dan suka mengoleksi buku-buku mahal, tetapi hanya sebagai hiasan,” ungkap Prijo.

Ditambahkan, menumbuhkan minat baca dan membudayakan gemar membaca pada masyarakat merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu, dia mengajak seluruh pihak meningkatkan komitmen dan upaya mengembangkan perpustakaan di semua tingkatan, mulai dari keluarga, sekolah, tempat-tempat penitipan anak, perkantoran dan tempat-tempat pelayanan umum, dengan penyediaan sarana prasarana yang memadai, serta peningkatan sumberdaya masyarakat (SDM).

Menurutnya, SDM menjadi unsur penting dalam pengembangan perpustakaan. Dengan kreativitas dan inovasi SDM pengelola, perpustakaan akan menarik dan menjadi tempat kunjungan yang menyenangkan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi.

Tak hanya itu, dalam pameran tersebut Prijo bersama jajarannya juga meningkatkan masyarakat agar sadar arsip, yang peduli, dapat memanfaatkan arsip dan memahami informasi yang terkandung dalam arsip. Mereka diharapkan dapat menyimpan arsip statis, seperti dokumen penting sertifikat, ijazah, dan sebagainya, agar bisa dimanfaatkan dengan tepat.

“Awali dari keluarga sendiri untuk meningkatkan minat baca dan peduli arsip. Jadikan perpustakaan sebagai tempat berlibur dan berkumpul masyarakat segala umur dan profesi untuk berdiskusi, serta sahabat terbaik keluarga Indonesia. Sebuah lembaga perpustakaan dan kearsipan yang didukung oleh semua pihak, pasti akan menjadi lembaga perpustakaan dan kearsipan yang maju, sehingga dapat meningkatkan kecerdasan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat,” tandas Prijo. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait