Ini Bubur India Masjid Pekojan, Menu Ramadan Hampir 100 Tahun

  • 08 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Bagi Anda warga Kota Semarang, tentu tidak asing dengan bubur India yang hanya ada di Masjid Jami Pekojan saat Ramadan. Hidangan tersebut biasa dibagikan secara gratis kepada warga sebagai hidangan berbuka puasa.

Pantauan di Masjid Jami Pekojan, ratusan warga berdatangan ketika mendekati waktu azan Salat Magrib tiba. Mereka terlebih dulu mengikuti pengajian di dalam masjid. Pengajian tersebut akan selesai ketika mendekati waktu azan. Setelah itu, mereka akan duduk di bagian sisi kanan masjid.

Di bagian masjid tersebut, pengurus masjid telah terlebih dulu menata mangkuk ukuran kecil berisikan bubur India. Mangkuk itu berjajar rapi dengan dilengkapi satu gelas minuman hangat baik teh maupun susu cokelat, serta sepotong buah semangka. Warga menempatkan diri di titik dekat mangkuk. Begitu azan bergema, mereka segera menyantap bubur India dan lainnya.

Pengurus dan Takmir Masjid Jami Pekojan, Ahmad Ali menjelaskan, selama bulan Ramadan, pengurus masjid mengadakan buka puasa bersama. Kegiatan itu dilakukan setelah diawali kegiatan pengajian terlebih dahulu.

“Yang kita sajikan 150 porsi, dan yang dibawa pulang bisa lebih dari itu (150 porsi). Karena masyarakat di sini banyak yang membawa pulang bubur,” kata Ali yang juga salah satu juru masak bubur India, saat ditemui di halaman Masjid Jami Pekojan, Kamis (7/4/2022).

Menurutnya, kegiatan buka bersama dengan menu bubur India sudah berlangsung 100 tahun. Kebiasaan membuat bubur telah berlangsung lama. Sampai saat ini, rutinitas buka puasa bersama menu bubur India masih berlangsung setiap kali Ramadan. Masjid akan terus menyediakan menu ini sampai malam Lebaran Idul Fitri tiba.

Setiap kali membuat bubur, pengurus masjid menghabiskan sekitar 22 kilogram beras per hari. Takaran beras sejumlah itu bisa menghasilkan 300 porsi bubur. Dengan dipadu santan kental hingga rempah seperti serai, kayu manis, jahe, daun salam, wortel, onclang, dan bawang merah.

Proses pembuatannya, jelas generasi keempat pembuat bubur India di Masjid Pekojan ini, dimulai sejak pukul 11.00 WIB. Proses masak harus selesai ketika waktu Salat Asar tiba, karena selepas Asar, pengurus masjid harus membagikan bubur ke mangkuk.

Disinggung mengenai sejarah bubur India di Masjid Pekojan, Ali membeberkan, hal itu bermula dari adanya pedagang asal India yang berdagang ke Semarang. Mereka tidak hanya berdagang tapi juga berdakwah. Selama di Semarang, mereka berdomisili di Masjid Pekojan dan sekitarnya.

“Karena sering bertemu, kita diberi tahu bumbunya atau mengajak membuat bubur India,” imbuhnya.

Penikmat bubur India, Andani, mengaku, dia kerap melahap bubur India di Masjid Pekojan. Sebab dia senang dengan aroma rempah-rempah dari bubur India.

“Gurih rasanya, dan terasa banget rempah-rempahnya,” kata Andani. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait