Hindari Ekspektasi Melebihi Kemampuan Anak

  • 11 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Surakarta – Menjelang tahun ajaran baru, sejumlah orang tua disibukkan dengan berburu sekolah untuk anaknya, mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Tak jarang pula orang tua memaksakan anak untuk menempuh pendidikan di sekolah tertentu.

Bagaimana cara memilih sekolah yang baik bagi anak? Bolehkah orang tua memaksakan pemilihan sekolah anak? Bagaimana agar anak terus termotivasi untuk belajar?

Psikolog dari RSUD Dr Moewardi Surakarta, Elina Raharisti Rufaidha mengingatkan, mencari sekolah yang terbaik bagi anak memang diperlukan Tapi, yang mesti diingat orang tua, jangan menempatkan standar orang tua pada anak. Hindari memberikan ekspektasi yang melebihi kemampuan anak, dan jangan pernah mengabaikan minat maupun bakat anak.

Output dari ekspektasi yang berlebihan tersebut adalah banyak anak yang tidak termotivasi dengan sekolahnya. Mogok sekolah dengan alasan sakit perut, pusing, dan lain-lain, yang akibatnya prestasi akan menurun,” jelasnya saat dialog live streaming “Jangan Galau Memilih Sekolah untuk Anak”, yang disiarkan dari ruang rapat RSUD Dr Moewardi Surakarta, Selasa (9/4/2019).

Diakui, saat ini masih banyak orang tua yang belum menempatkan skill personal sosial sebagai prioritas utama. Sehingga menciptakan individu yang kurang matang, rentan terhadap stress ketika terjadi hambatan-hambatan di sekolah, dan selalu menghindari pemecahan masalah. Karenanya, untuk pemilihan sekolah anak, orang tua harus menyesuaikan dengan kemampuan, minat dan bakat anak.

“Jangan lupakan kontribusi orang tua dalam membentuk kecerdasan anak, yakni memberikan lingkungan dan stimulus yang positif pada anak,“ imbuhnya.

Lantas, bagaimana jika ada anak yang dari awal tidak memiliki kemauan untuk bersekolah? Untuk persoalan ini, Elina memberikan beberapa tips. Pertama, orang tua dituntut konsisten dengan pola asuh antara ayah dan ibu. Kedua, beri contoh yang baik pada anak,

“Jangan orang tua menyuruh anak belajar, tetapi dia sendiri malah pegang HP,” tutur Elina.

Tips ketiga, sedini mungkin dekatkan anak dengan ajaran agama. Yang keempat, biasakan keluarga makan bersama di meja makan agar anak terbiasa untuk sharing, bercerita kepada orang tua. Terakhir, untuk anak balita, optimalkan story telling, atau dongeng sebelum tidur, dengan menyisipkan nasihat dan pesan yang baik untuk anak.

“Bagi orang tua yang ingin mengetahui bakat dan minat anak, dapat berkonsultasi dengan psikolog untuk membantu mengarahkan potensi anak. Saat ini RSUD Dr Moewardi Surakarta telah memiliki Layanan Klinik Psikologi, yang terletak di Gedung Aster Lantai 1,” pungkasnya. (Wr/ Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait