Demi Lestarikan Wayang Kulit Wonogiri, Pemuda Ini Tak Malu Dianggap Kuno

  • 20 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

WONOGIRI – Di saat teman sebanyanya asyik bermain dengan hal berbau kekinian, seperti aktif bermedia sosial hingga nongkrong bersama teman, namun tidak demikian dengan sekelompok pemuda dari Desa Kepuhsari, Wonogiri ini. Mereka memilih asyik dengan kesibukannya melestarikan budaya dengan membuat kerajinan wayang.

Seperti yang tampak di  sentra pembuatan wayang di Sanggar Asto Kenyo Art Kampung Wayang, Desa Kepuhsari, Wonogiri, baru-baru ini. Ayu Mardani salah satunya. Perempuan 24 tahun ini melakoni kesibukannya menatah kulit kerbau sebagai salah satu proses dalam pembuatan wayang. Dia menghabiskan sebagian besar masa mudanya untuk bergelut dengan wayang.

“Sejak kecil saya memang senang wayang,” begitu kata Ayu, ditemui di sela-sela menyelesaikan proses menatah kulit untuk wayang.

Dia mengaku, hal itu ditiru dari kebiasaan sang ayah yang kerap mengajaknya dalam membuat wayang. Lambat laun, dia pun ikut mengikuti jejak ayah, sama-sama membuat wayang.  Ayu harus belajar beberapa kali agar semakin mahir menatah wayang. Jika kesibukan itu justru membuatnya merasakan keasyikan tersendiri, sampai-sampai dia tak begitu peduli dengan kebiasaan anak sebayanya, pada umumnya.

Enggak malu dianggap kuno,” ungkap Ayu.

Dia berharap wayang semakin dikenal dan digandrungi pemuda ke depannya, bukan hanya dijalani para orang tua. Sebab urusan melestarikan budaya adalah urusan bersama.

Sama seperti Ayu, Erwin (34) perajin wayang ini justru merasakan bangga bisa melestarikan wayang. Keahliannya mewarnai wayang. Meski mengecat wayang terkesan sepele, namun pekerjaannya tak bisa dipandang sebelah mata.

“Pewarnaan wayang itu ada pakemnya,” kata Erwin yang mengaku hampir enam tahun menjadi perajin pewarna wayang.

Di antara warna yang ada di wayang adalah merah dan emas. Dia membeberkan rahasia jika pewarnaan wayang bisa berhasil kalau terus sabar dan telaten.  “Yang paling sulit itu ya buat karakter wayang itu sendiri,” tambahnya.

Untuk satu wayang yang diwarnai, Erwin harus menyelesaikan hingga lima hari. Termasuk juga dia harus terus menjaga suasana diri agar dapat mewarnai wayang dengan lebih baik. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait