CJIBF 2020 Tarik Minat Investasi Hingga Rp 21 Triliun

  • 16 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Ajang Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2020 menarik minat investasi Rp21.197.000.000.000. Total ada 24 perusahaan yang berminat menanamkan modal di Jawa Tengah.

 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri, Senin (16/11/2020). Menurutnya, ajang yang digelar secara daring pada 11-12 November itu menarik kepeminatan investor, tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga pengusaha asing seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

 

“Hingga hari Senin, sudah ada  24 perusahaan di antaranya yang sudah mengisi nilai investasi,” ujar melalui sambungan telepon.

 

Ia menyebut, dari 76 potensi investasi yang ditawarkan, ada 78 investor yang mendaftar One on One Meeting. Ini berarti, ada potensi investasi yang diminati oleh lebih dari satu investor.

 

Dikatakan, setelah menyampaikan minat investasi DPMPTSP akan melakukan pendampingan dan komunikasi kepada calon investor. Adapun, sektor yang diminati oleh para investor di antaranya  industri peralatan listrik rumah tangga, manufaktur sepeda, industri barang plastik, jasa pariwisata dan real estate.

 

“Lokasi yang diminati bervariasi, seperti Batang, Kendal dan Salatiga. Adapula satu perusahaan yang menanamkan modal di dua lokasi,” imbuhnya.

 

Ditanya terkait target investasi di Jateng, pada tahun 2020 dibebani target dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebanyak Rp26,99 triliun. Hingga kuartal III tahun ini, realisasi investasi sudah mencapai Rp37,53 triliun, atau 139 persen.

 

Diakui, di masa pandemi  realisasi investasi cenderung turun jika dibandingkan tahun lalu. Namun demikian, pihaknya optimistis dengan kesiapan fasilitas dan kemudahan perizinan, investor akan tertarik tanamkan modal di Jateng. Selain prasarana, upah minimum provinsi (UMP) di Jateng juga termasuk kompetitif dibanding provinsi lain.

 

Di Jawa Tengah, juga ditawarkan kawasan-kawasan industri eksisting dengan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK).  Seperti Kawasan Industri Kendal yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri Wijayakusuma, Kawasan Industri Bukit Semarang Baru (BSB), dan Tanjung Emas Export Processing Zones (TEPZ) di Kota Semarang serta Kawasan Industri Jatengland di Kabupaten Demak

 

Adapun investasi yang banyak masuk di Jawa Tengah, di antaranya sektor kelistrikan, gas dan air, kemudian transportasi, pergudangan dan telekomunikasi, industri mineral bukan logam, serta industri tekstil, dan industri makanan.

 

Sedangkan daerah yang menjadi pilihan utamanya yaitu di Kabupaten Tegal, Batang, dan Jepara.

 

“Kita ketahui infrastruktur di Jateng sudah lengkap, mulai dari akses tol, pelabuhan dan bandara sudah ada. Harapan kami para investor PMDN dan PMA tertarik. Terkait perizinan kami lakukan kemudahan berupa fasilitasi dan pendampingan,” pungkasnya. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait