BPSDMD Jateng Banjir Inovasi

  • 12 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Banjir inovasi, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan Pameran Inovasi Kepemimpinan yang digelar di Auditorium Sasana Widya Praja BPSDMD Provinsi Jawa Tengah, Rabu (12/12). Sebanyak 35 stand dari Kementerian, lembaga, Pemerintah Provinsi, dan Kabupaten/ Kota, unjuk inovasi yang menjadi andalan mereka.

Beberapa di antaranya mengusung layanan investasi yang tengah gencar dilakukan untuk menarik investor. Misalnya, Pemerintah Kabupaten Pati mengusung pojok investasi online, Pemerintah Kabupaten Kudus dengan Tatto Artis Cantik, yakni tanda tangan elektronik, antar izin gratis, cepat, akurat, dan berempatik, PTSP Kabupaten Pemalang dengan layanan perizinan terintegrasi Palugada.

Pelayanan bidang perhubungan dan transportasi pun tak ketinggalan. Kementerian Perhubungan memamerkan sistem informasi layanan dokumen dan sertifikasi berbasis web. Sementara, Pemerintah Kota Semarang di salah satu stand mengangkat mengenai Semarang Smart Transportation City.

Di bidang kesehatan, sejumlah rumah sakit unjuk layanan terbaiknya, mulai dari pelayanan pendaftaran secara elektronik hingga layanan kesehatan yang dimiliki. Dinas Kesehatan Kudus menampilkan inovasi yang berbeda, yaitu modal pengelolaan imunisasi anak untuk pencegahan dan perlindungan penyakit di Kabupaten Kudus.

Sinergi menuju satu data ditampilkan Bappeda dan Litbang Kabupaten Tegal melalui aplikasi android e-survey Tegal Pasti Genah. Ada pula coaching clinic transaksi nontunai yang diusung Pemerintah Kabupaten Kendal, dalam menghadapi era transaksi nontunai yang banyak dilakukan belakangan ini.

Satu yang menarik, inovasi Gerbang Pilkades Elektronik Kabupaten Purworejo yang diinisiasi Kabid Kapasitas Kelembagaan Administrasi dan Sistem Informasi Desa, Puguh Trihatmoko. Puguh menyampaikan, inovasi tersebut dibuat untuk mencegah pemilih ganda saat Pilkades.

Diakui, selama ini penyelenggaraan Pilkades masih menggunakan cara manual. Dari pembuatan kartu undangan pemilih, verifikasi pemilih yang hadir masih dengan cara manual. Dengan inovasi tersebut undangan dapat dicetak secara langsung karena sistem yang digunakan online berbasis web. Di dalam undangan sudah tertera kode barcode yang merupakan kode keamanan. Saat pemilih datang ke TPS, undangan berkode barcode akan diverifikasi sistem.

“Jika nama yang bersangkutan ada di database maka dapat menggunakan hak pilih. Tetapi jika diverifikasi tidak ada datanya atau mungkin yang bersangkutan, sudah melakukan pencoblosan maka secara otomatis sistem akan menolak nama tersebut, sehingga tidak terjadi pemilihan ganda,” bebernya.

Tak hanya Pilkades, penanganan kemiskinan juga menginspirasi Kepala Bappeda Grobogan Anang Armunanto SSos MSi menginisiasi Gerakan Bersama Pengentasan Kemiskinan (Gebertaskin). Terlebih, Kabupaten Grobogan termasuk 13 kabupaten/ kota di Jateng yang angka kemiskinannya tinggi. Sehingga dicari upaya untuk mencari strategi kebijakan agar penurunan kemiskinan ini bisa dipercepat.

“Maka dalam kesempatan Diklatpim II diangkat proper dengan tema Gebertaskin ini. Merupakan sebuah sinergitas program pemerintah daerah, desa, pengusaha, BUMN, BUMD, masyarakat, dan semua stakeholder yang ada, digerakkan bersama untuk mengeroyok bareng pengentasan kemiskinan dengan berbagai macam program yang disiapkan dalam upaya mengurangi beban penduduk miskin, meringankan beban masyarakan miskin, menggerakkan UMKM, memberdayakan masyarakat, dan membangun RTLH,” terangnya.

Diakui, upaya yang dibangun belum sampai pada membangun data berbasis sistem, melainkan masih manual dengan indentifikasi permasalahan maupun potensi penanganan dari masing-masing instansi/ stakeholder. Tapi setidaknya, gerakan tersebut telah direspons banyak pihak, termasuk pihak swasta yang menawakan pelatihan berikut peralatan dan bantuan modal bagi masyarakat miskin.

“Dalam perjalanan jangka menegah dan jangka panjang sedang dibangun sistem informasi terpadu terkait data kemiskinan bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi, karena pemkab banyuwangi bisa menjadi role model untuk data kemiskinan bahkan mereka bisa menurunkan angka kemiskinan dari 20,16% menjadi 9,3%. Kami menargetkan kemiskinan yang sekarang di angka 13,27%, diharapkan bisa turun menjadi 12,12% di tahun 2019,” tandasnya.

Sementara itu, Plt Kepala BPSDMD Jawa Tengah Riena Retnaningrum menjelaskan, ajang tersebut sekaligus memberikan ruang bagi alumnus diklat terpilih untuk menunjukkan sejauh mana implementasi inovasi yang digagasnya, serta manfaat bagi masyarakat, yang pada akhirnya bertujuan memperbaiki kualitas pelayanan masyarakat.

“Ini unjuk kinerja dan inovasi dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan masyarakat,” ujarnya. (Fu/ Ul, Diskominfo Jateng)

 

 

 

 

Berita Terkait