Bosan di Rumah, Pria Magelang Tanam Padi di Atas Kolam Ikan

  • 11 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

MUNGKID – Wabah Covid-19 memaksa semua orang untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Selain membosankan, imbauan di rumah saja berdampak terhadap kondisi ekonomi menuju keterpurukan.

 

Lain halnya dengan Muh Khoirul Soleh, warga Kebonkliwon RT 9 RW 6, Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Rasa bosan di masa pandemi itu justru mengobarkan ide kreatif dan inovatif bagi pria yang akrab disapa Mas Irul tersebut.

 

Lebih dari dua bulan berdiam diri di rumah, Irul, sapaan akrabnya, mulai menggagas ide bertanam padi dengan sistem hidroganik. Yakni menanam padi di media paralon. Menariknya, paralon itu ia taruh berjajar di atas kolam ikan nila merah miliknya.

 

Ia menceritakan, dunia pertanian sudah lama digelutinya. Apalagi orang tuanya memiliki usaha jual-beli bibit tanaman buah. Meski otodidak, keahliannya di bidang pertanian membawanya sukses menjadi mentor di sejumlah daerah di Indonesia.

 

“Biasanya saya mengisi workshop, pelatihan sekaligus pembinaan pertanian sampai di Sumatera, Kalimantan dan daerah lainnya. Tapi sejak pandemi, saya di rumah saja,” ujar Irul, saat ditemui Rabu (10/6/2020).

 

Akhirnya, daya kreatifnya menciptakan inovasi tanam padi sistem hidroganik. Kolam ikan nila yang biasanya sebagai sumber air untuk pengairan bibit tanaman buah, ia manfaatkan untuk bertani padi.

 

“Awalnya hanya kubangan air buat menyiram bibit. Terus, saya beri ikan, jadi budidaya ikan nila merah. Nah, sekarang di atasnya saya bikin tanam padi,” papar pria kelahiran Magelang, 5 Januari 1975.

 

Sistem hidroganik tersebut, menurutnya, tidak banyak memakan lahan dan biaya yang mahal. Apalagi, kotoran ikan nila secara otomatis menjadi pupuk organik yang terserap akar padi.

 

“Jadi, padi itu saya tanam di paralon memanjang. Untuk mengairi saya memakai pompa air akuarium berkapasitas 90 Watt. Air yang tersedot saya alirkan ke pipa tanaman padi, sehingga kotoran ikan otomatis menjadi pupuk. Dan, airnya itu mengalir kembali ke kolam, tapi sudah bersih karena tersaring akar. Ya, sistemnya mirip akuarium,” ungkap Irul.

 

Saat ini, ia masih belum bisa memastikan berapa berat dan kualitas padi yang dihasilkan. Namun, ia melihat padi hidroganik yang ditanam di atas kolam seluas 19×5 meter tersebut tumbuh subur.

 

“Ini baru dua bulan. Dan ini baru pertama kali jadi belum tahu hasilnya berapa dan kualitasnya seperti apa. Kalau dilihat di YouTube hasilnya bagus,” ucapnya.

 

Irul berpesan kepada masyarakat untuk tetap berinovasi di tengah ancaman Covid-19.

 

“Jangan menyerah. Kalau kita bisa menghidupi tanaman, kita nantinya juga akan dihidupi oleh tanaman. Bagi yang mau mencoba hidroganik, tidak harus pakai paralon, bisa juga pakai bambu. Intinya kita harus kreatif,” terangnya.

 

Selain tanaman padi hidroganik, ia juga mengembangkan berbagai tanaman buah. Seperti buah tin, sawo raksasa asal Meksiko, anggur Brazil, sawo Australia, alkesa dan buah unik lainnya.

 

“Saya memanfaatkan pekarangan rumah menjadi lahan. Tidak sulit, bekerja yang enak dan nyaman saja,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait