Berlomba Usung Kearifan Lokal, Sampaikan Informasi Aktual

  • 04 May
  • bidang ikp
  • No Comments

Temanggung – Gelapnya malam tak menyurutkan warga untuk meninggalkan Gedung Mekar Jragan Stadium tempat terselenggaranya Kegiatan Seleksi Pertunjukan Rakyat Forum Komunikasi Media Tradisional, Jumat (3/5/2019).

Salah satunya Najma (6). Walaupun tidak mengerti cerita yang disampaikan, namun bocah asal Desa Jragan terlihat menikmati pertunjukan rakyat tersebut. Setiap peserta tampil, Najma langsung menirukan gerak para penari.

Ayahnya, Agus (32) menceritakan, sejak kecil Najma memang senang menari. Apalagi, keluarga besar mereka juga berkecimpung di dunia seni. Agus pun mengajak anak dan istrinya datang menonton pertunjukan tersebut. Dia mengungkapkan penyelenggaraan kegiatan semacam itu secara rutin, bermanfaat bagi generasi muda.

“Senang dengan kegiatan semacam ini, untuk memperkenalkan kesenian tradisional kepada generasi penerus,” ujar Agus.

Seleksi di Kabupaten Temanggung merupakan putaran kedua, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kota Salatiga, 27 April lalu. Sebanyak enam Tim FK Metra bersaing, yakni dari Kabupaten Purworejo, Tegal, Temanggung, Rembang, Karanganyar dan Wonosobo. Ada dua tema yang dapat dipilih peserta, yakni Tangkal Berita Bohong (Hoaks) dan Ujaran Kebencian (Hate Speech), serta Mengokohkan Kembali Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Kesatuan Bangsa Indonesia.

Peserta pun berupaya menyuguhkan penampilan terbaiknya. Seperti yang ditampilkan oleh Tim FK Metra Kabupaten Wonosobo. Mereka menceritakan tokoh Leman yang karena keterbatasan ekonomi tidak bisa membayar kontrakan rumah. Akibatnya, pria itu terancam diusir dari kontrakan.

Dalam keputusasaannya, datang temannya yang menghasut agar membabat hutan di lereng Gunung Sindoro untuk dijadikan rumah, dengan mengarang cerita jika sebagian lahan itu adalah warisan leluhurnya.

Aku iki diwarisi karo simbah ning Lereng Gunung Sindoro. Awake dewe kudu negori kayu. Mengko nggawe omah jejer karo aku,” ajak teman Leman.

Namun, kenyataan berbeda dengan keinginan. Rumah yang mereka idamkan belum jadi, Leman dan temannya sudah didatangi kepala desa beserta petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam yang melarang penebangan hutan. Kalau itu diteruskan, mereka bakal diancam hukuman. Cerita itu diakhiri dengan pesan supaya jangan mudah percaya dengan berita yang belum tentu kebenarannya.

Saat membuka Seleksi Pertunjukan Rakyat sekaligus meresmikan Gedung Mekar Jragan Stadium, Bupati Temanggung HM Al Khadzi menyampaikan, pertunjukan rakyat merupakan upaya untuk nguri-uri budaya sekaligus sebagai media komunikasi kepada masyarakat.

“Kesenian tradisional FK Metra adalah kesenian tradisional yang dipentaskan di depan khalayak, sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif dari dua arah. Sehingga bisa menjadi sarana pendidikan, kontrol sosial dan sarana penyampaian informasi dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan tidak meninggalkan kearifan lokal,” jelasnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah Riena Retnaningrum menyampaikan di era digital saat ini informasi mudah didapatkan dari internet, bahkan internet sudah merambah ke pedesaan. Namun, pertunjukan rakyat diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyatakat dengan benar, sekaligus melestarikan budaya Jawa Tengah.

“Harapannya dengan FK Metra dapat memberikan masyarakat informasi yang kekininian, yang tidak terjangkau oleh internet. Walaupun internet sudah sampai ke desa-desa, dengan kearifan lokal, hal-hal yang menjadi isu aktual pemerintah dapat tersampaikan kepada warga masyarakat yang ada di pedesaan. Tentunya tidak lupa dengan mengangkat budaya kesenian tradisional itu sendiri,” tandasnya.

Ditambahkan, dalam suatu kompetisi ada yang menang dan kalah. Namun itu bukanlah suatu tujuan utama.

“Siapapun yang menjadi juara tidaklah penting. Yang penting menjalin silaturahmi dan mengangkat kesenian tradisional rakyat dengan riang gembira,” tandas Riena. (Di/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait