Bantuan 80 Bingkisan bagi Pemijat Tuna Netra

  • 27 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Abdul Mukmin, seorang tuna netra Kelurahan Pedurungan Tengah Semarang Timur, Kota Semarang menampakkan wajah lesu dan hanya duduk di atas kursi ruang tamu rumahnya. Lebih dari sepekan, jasa pijatnya sepi dari pasien atau pelanggan.

 

Kondisi itu merupakan imbas dari penyebaran virus Corona yang sudah mewabah di sejumlah wilayah di Indonesia. Apalagi, penyebarannya semakin meluas, sehingga pemerintah mengambil kebijakan agar masyarakat menghindari kontak langsung dengan orang lain.

 

Keprihatinan Abdul Mukmin itu juga dirasakan mayoritas penyandang difabel, terutama mereka yang bekerja membuka jasa pijat. Sebab, masyarakat lebih memilih berdiam diri di rumah dan menjaga jarak untuk mengindari Covid-19.

 

Inilah yang melatarbelakangi Majelis Pengajian Difabel Kota Semarang bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Sosial Kota Semarang, untuk berbagi. Sebanyak 80 bingkisan berisi sembako dibagikan kepada kaum difabel di tiga wilayah, yakni Kecamatan Mijen, Kecamatan Manyaran dan Semarang Timur. Bingkisan itu diserahkan kepada para difabel yang mayoritas bekerja jasa pijat.

 

“Sepi, sudah sepuluh hari lebih baru dapat satu pasien (pelanggan). Iya, ini karena wabah virus Corona itu,” kata Abdul Mukmin saat menerima bantuan dari Majelis Difabel Kota Semarang, Jumat (27/3/2020).

 

Dalam kondisi normal, dirinya bisa melayani jasa pijat dua sampai empat kali dalam sehari. Abdul Mukmin, tidak mampu berbicara banyak saat disinggung soal pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dengan adanya Virus Corona.

 

“Ya bagaimana lagi, memang tidak ada pendapatan,” ungkapnya.

 

Begitu pula dengan Rahman, jasa pijat tuna netra di Kedungmundu, Tembalang. Ia bahkan hanya melayani seorang pasien dalam waktu sepekan ini. Padahal, ia harus menanggung biaya sehari-hari istri dan anaknya.

 

“Saya terima kasih atas bantuan ini. Semoga Corona cepat berlalu,” harapnya.

 

Sekretaris Majelis Pengajian Difabel Kota Semarang, Puas Setyaningsih menuturkan bahwa memang sudah rutin mengadakan kegiatan berbagi. Biasanya, dilakukan menjelang bulan Ramadhan dengan membagikan peralatan solat.

 

“Karena ini ada kondisi tertentu, maka bantuan kita prioritaskan kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya.

 

Menurutnya, kaum difabel saat ini juga terdampak adanya penyebaran Virus Corona. Terutama mereka yang bekerja membuka jasa pijat.

 

“Adanya Corona ini berimbas pada pendapatan pijat tuna netra, sehingga bantuan kali ini berupa bingkisan sembako dan diberikan kepada mereka,” jelasnya.

 

Ada sekitar 80 bingkisan yang dibagikan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Mijen, Manyaran dan Semarang Timur.

 

“Harapan kami ini akan menjadi kegiatan berkelanjutan, dan bisa menjadikan komunitas lain terketuk hati untuk berbagi,” terangnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait