Awalnya Bingung, Tapi Bangga

  • 08 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Kebingungan masih tampak pada wajah Afif. Matanya terus mencari-cari petunjuk yang ada pada selasar terminal baru Bandara  Internasional Ahmad Yani Semarang.

Ketika sampai di luar dan menemukan saudara yang menjemputnya, pria asal Kendal yang bekerja di Palembang ini pun tersenyum lega.

Diakui, terminal baru masih dirasa asing meski dia sudah sering bolak balik terbang dan mendarat di bandara itu. Gedungnya yang mewah dan jauh lebih luas, membuat Afif harus benar-benar memperhatikan seluruh petunjuk arah dari mulai turun pesawat hingga berada di terminal kedatangan.

“Ini jauh lebih bagus. Tapi memang masih ada yang belum selesai. Sama untuk pengambilan bagasi, tadi saya lihat cuma ada dua. Mestinya bisa lebih dari itu,” katanya, saat dijumpai Kamis (7/6).

Kebingungan juga melanda Nesti, yang datang dari Jakarta. Kendati begitu, dia merasa senang dan bangga dengan keberadaan terminal yang baru.

“Suasananya seperti layaknya bandara internasional. Tapi sign-sign-nya mesti diperbanyak lagi,” beber Nesti.

Sementara itu, Dewi yang keseharian tinggal di Jakarta mengapresiasi dibangunnya terminal baru dengan fasilitas yang lebih lengkap dan baik. Kendati begitu, wanita yang hendak melanjutkan perjalanan mudik ke Magelang itu meminta agar ada penilaian dari pengguna toilet, seperti yang dilakukan di Bandara Soekarno Hatta.

“Saya berharap ada penilaian, khususnya di toilet. Pemakai toilet bisa memilih gambar senyum misalnya, untuk pelayanan yang baik. Bagaimana pun kebersihan toilet sangat penting,” terangnya.

Untuk mengantisipasi kebingungan penumpang, pihak bandara sudah menyiapkan belasan airport volunteer. Keisha, perwakilan airport volunteer menjelaskan, mereka sengaja ditugaskan untuk membantu penumpang yang kebingungan saat berada di bandara. Mulai dari check in, mencari toilet, musala, dan sebagainya. Keberadaan mereka pun terbukti membantu para penumpang.

“Kalau ada yang menanyakan bagaimana cara check in, kami bisa tunjukkan. Atau ada yang mencari toilet, musala, atau lainnya, kami bisa antarkan,” terangnya.

Ditambahkan, usia mereka yang masih sangat muda, bukan berarti mereka tak bisa membantu para penumpang. Belasan anak itu sangat menguasai seluk beluk terminal baru. Sebab, mereka adalah anak-anak karyawan di lingkup bandara yang sudah akrab dengan lingkungan bandara. Mereka akan diperbantukan hingga beberapa hari.

“Dari tadi kami sudah melayani banyak orang. Senang sih bisa membantu banyak orang. Tidak capek juga,” timpal Bertus, airport volunteer lainnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait