4 Pantai Menawan di Ujung Selatan Wonogiri

  • 06 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

WONOGIRI – Pasir putih di pantai dan debur ombak yang menghantam bebatuan di kaki bukit terlihat begitu menawan. Semilir angin serta pemandangan hijau di sekitar semakin memanjakan mata.
Panorama itu bisa dinikmati di kawasan Pantai Desa Paranggupito, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Ada empat pantai di desa yang berada di ujung selatan Kabupaten Wonogiri ini.
Desa Paranggupito berjarak sekitar 60 kilometer dari pusat Kota Wonogiri. Namun, setelah memasuki Desa Paranggupito, hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke kawasan pantai. Silakan pilih pantai yang disukai.
Pantai Sembukan lebih dikenal dengan objek wisata spiritual yang dilengkapi sarana ibadah di atas bukit, seperti masjid dan paseban atau sanggar. Di tempat itu, ada tradisi ritual Larung Agung yang digelar setiap tahun, yakni dalam peringatan satu sura, penanggalan Jawa. Warga setempat melakukan kirab gunungan hasil bumi, dan melarung kepala serta ekor sapi ke laut. Malam harinya ada pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.
Di bukit lain, terdapat gardu pandang bangsal madu retno. Dulunya, lokasi di atas bukit batu tersebut merupakan tempat pengintaian tentara Jepang.
Di seberang barat gardu pandang, ada Pantai Klothok yang tak kalah menarik. Pantai ini memiliki spot mancing yang bagus. Selain di bibir pantai, pemancing bisa memilih di ketinggian bukit batu dengan suasana ombak yang menderu.
Di sisi barat lagi, terdapat dua pantai yang wajib dikunjungi. Yakni Pantai Njojogan dan Ndhadhapan. Karakteristik dua pantai itu hampir sama, yaknk memiliki pasir putih serta diapit dua bukit batu di sisi kanan dan kirinya.
Namun, di Pantai Ndhadhapan terdapat tugu batas wilayah antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di atas batu. Sehingga, berada di pantai ini pengunjung akan merasakan sensasi yang berbeda.
Kepala Desa Paranggupito, Dwi Hartono menuturkan Pantai Klothok dan Sembukan telah lama menjadi destinasi wisata di desanya.
“Kalau Sembukan memang tiap tahun ada ritual larung agung, sehingga sarprasnya sudah terbangun baik. Kalau Klothok juga sudah dibangun dermaga, tapi terkikis oleh ombak. Ke depan kita sudah merencanakan pengembangan,” ujarnya, Jumat (6/3/2020).
Potensi alam, terutama pantai di Desa Paranggupito, menurutnya, tidak kalah dengan daerah lain. Sehingga ia mulai membuka dua pantai baru dan mempromosikannya.
“Pantai Ndhadhapan dan Njujugan baru satu tahun ini kita buka dan mulai promosi. Meskipun baru lewat medsos. Tapi ke depan kita sudah memikirkan pembangunan dan perkembangannya,” tuturnya.
Keseriusannya mengelola wisata, terlihat saat Dwi membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan relawan wisata di desanya.
“Iya, kita sudah bentuk Pokdarwis dan relawan. Kita berharap wisata di sini semakin ramai dikunjungi wisatawan,” harap dia.
Ketua Pokdarwis Desa Paranggupito, Rakimin menambahkan, pembangunan di sektor wisata tersebut sebagai langkah pembangunan kesejahteraan masyarakat.
“Penduduk di sini ada lebih dari 3.000 orang, mayoritas petani. Padahal tanah di sini bukit berbatu. Nah, kemajuan wisata diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan,” paparnya.
Sementara, Relawan Wisata Desa Paranggupito, Agus Kurniawan Darmanto mengaku selain pantai, desanya juga menyimpan potensi lain yang menarik. Di antaranya kelompok kesenian tari reog jatilan, dan pengrajin gula Jawa berbahan dasar nira.
“Prinsipnya Desa Paranggupito wajib dikunjungi wisatawan jika datang ke Jawa Tengah, terutama Wonogiri,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait