24 Februari, Pendaftaran SMK Negeri Jateng Dibuka

  • 19 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jateng membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajar 2020-2021. Pendaftaran Sekolah gratis berasrama, bagi warga tak mampu ini, mulai dibuka pada 24 Februari hingga 10 April 2020.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Jumeri mengatakan SMK Negeri Jateng memiliki tiga kampus yang berada di Semarang, Pati dan Purbalingga. Total, sekolahan yang dikelola oleh Pemprov Jawa Tengah ini, berkapasitas 264 orang peserta didik, dengan kapasitas paling banyak di Kampus I Semarang 120 siswa, dengan lima kejuruan, meliputi Bisnis Konstruksi dan Properti, Teknik Elektronika Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Pemesinan dan Teknik Kendaraan Ringan.

Kampus II Pati menerima 48 siswa, dengan dua jurusan yakni, Agribisnis dan Pengolahan Hasil Pertanian dan Teknik Perbaikan Body Otomotif. Sedangkan, di Kampus III Purbalingga menerima 96 siswa, jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Pengelasan. Sekolah boarding itu berdiri pada 2014, sesuai instruksi Gubernur.

“Seluruh pembiayaan dibebankan pada APBD Jawa Tengah. Negara menanggung seluruh biaya operasional dan kebutuhan harian para siswa yang bersekolah di SMK Negeri Jawa Tengah,” ucap Jumeri.

Tujuan dari didirikannya sekolah ini, adalah memutus mata rantai kemiskinan lewat pendidikan. Dengan kapabilitas ilmu yang dibutuhkan dunia usaha serta perilaku yang baik, lulusan SMK Negeri Jateng diharap bisa berkarya dan memperbaiki taraf hidup keluarga.

Kepala SMK Negeri Jateng Kampus I Semarang Sriyono menambahkan, selain gratis, keistimewan sekolah itu adalah mengedepankan kedisiplinan, namun tetap berakhlak mulia.

“Selain itu, lulusan kami juga banyak diminati oleh dunia usaha. Sebanyak 90 persen dari siswa kami diterima pada sektor industri seperti di pertambangan, manufaktur, ataupun bidang elektronika. Sementara 10 persen sisanya melanjutkan ke jenjang perkuliahan atau diterima pada instansi militer seperti polisi,” ucapnya.

Sriyono menyebut animo masuk di sekolah yang dipimpinnya itu cukup tinggi. Setiap kali pendaftaran, jumlah peminat membludak hingga 3.000 orang. Namun, karena sekolahan itu diperuntukan siswa dari keluarga tidak mampu, akhirnya yang diperkenankan mengenyam pendidikan hanya sesuai kuota, yang telah ditentukan.

Sriyono menyebut, selain seleksi administrasi yang ketat, proses rekrutmen juga melibatkan tinjauan langsung ke rumah. Tujuannya, untuk memastikan, calon siswa yang memiliki kemampuan dan potensi akademik mumpuni itu berasal dari keluarga yang tidak mampu.

Selama bersekolah, imbuhnya, siswa dibebaskan dari segala iuran. Bahkan, mereka disubsidi untuk pengadaan seragam, sepatu, kebutuhan sekolah, sampai makan sehari-hari.

Karenanya, Sriyono mengimbau masyarakat dari golongan tak mampu agar memanfaatkan sekolah milik Pemprov Jateng ini. Sriyono pun mengimbau, agar para orang tua tak terbujuk rayu oknum, yang menjanjikan bisa memasukan anaknya ke sekolahan ini.

“Sekolah di SMK N Jateng, gratis dari mulai pendaftaran, kehidupan keseharian hingga nanti lulus, tidak dipungut biaya. Maka jangan percaya kalau ada yang mengaku bisa menitipkan atau menjanjikan masuk dengan iming-iming sesuatu. Langsung ke sini saja,” tegas Sriyono.

Dia menyebut, untuk bisa bersekolah di SMK Negeri Jateng calon siswa harus memenuhi syarat administrasi, seperti, surat keterangan tidak mampu, Kartu Indonesia Pintar, berasal dari Program Keluarga Harapan dan sebagainya. Selain itu, faktor akademis juga menjadi pertimbangan.

“Yang terpenting juga adalah proses visiting (kunjung ke rumah) untuk memastikan yang bersangkutan dari keluarga tak mampu,” urai Sriyono. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait