Wonosobo Targetkan Prevalensi Kasus “Stunting” Turun Menjadi 10 Persen pada 2024

  • 24 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

WONOSOBO – Pada 2021, prevalensi kasus stunting di wilayah Wonosobo mencapai 10,49 persen. Angka tersebut ditargetkan turun menjadi 10 persen pada 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, dalam acara Rembuk Stunting Tabulation Wonosobo Tahun 2022, di Pendapa Selatan, Rabu (23/3/2022). Wabup meminta seluruh pemangku kepentingan (stakeholder), bekerja bersama guna mengejar target capaian tersebut.

“Mari bersama kita kompak dan menyatukan langkah prioritas, untuk penanganan stunting di Wonosobo tercinta. Berdasarkan data dari BKKBN Jawa Tengah, angka stunting di Wonosobo tertinggi se-Jawa tengah,” beber pria yang akrab disapa dengan panggilan Gus Albar tersebut.

Menurutnya, permasalahan stunting perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Terlebih, adanya pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, menjadikan masyarakat ragu untuk datang ke posyandu. Akibatnya, warga cenderung tidak memantau status gizi dan perkembangan kesehatan anak.

Dikatakan, 1.000 hari pertama kehidupan merupakan periode sensitif bagi seorang anak. Sebab, dampak dari tak tercukupinya kebutuhan gizi, akan bersifat permanen atau tak dapat diperbaiki.

Gus Albar menambahkan, terdapat tiga pendekatan pokok dalam rangka pencegahan kasus tersebut, yakni pendekatan kepada keluarga yang berisiko, pendekatan multi sektoral pentaholik, dan pendekatan intervensi gizi yang berfokus pada kesehatan pencukupan gizi bagi calon pengantin, ibu hamil, ibu masa interval, dan balita yang berbasis pada penyediaan air bersih dan bantuan sosial.

Wabup juga menyoroti kualitas data yang belum terpadu. Ia pun meminta agar jajaran organisasi perangkat daerah terkait segera melakukan penelusuran data aktual.

“Validitas data harus baik, Saya meminta kepala desa, bidan, dan petugas puskesmas dengan kader melakukan penelusuran penemuan balita yang stunting, penderita balita metabolisme, dan balita kronis TBC alergi. Adapun untuk para camat, saya minta memberikan fasilitas dan mengoordinasi, melalui paket lima layanan pokok, yaitu kesehatan ibu dan anak, konseling gizi terpadu, perlindungan sosial, sanitasi dan air bersih, dan layanan pendidikan usia dini,” pintanya.

Sementara itu, Sekretaris Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Wonosobo, Cuk Siswanto, mengatakan, pihaknya menyelenggarakan rembuk stunting untuk menyampaikan hasil analisis perihal intervensi penurunan angka stunting, dan membangun komitmen publik secara terintegrasi. Acara rembuk stunting diikuti 50 orang secara luring dan 30 orang secara daring.

Penulis: Azis Fahrudin, Kontributor Wonosobo
Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait