WARGA TERDAMPAK “ERUPSI MERAPI” BERHASIL DIEVAKUASI

  • 27 Apr
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BOYOLALI – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BTTKG) Yogyakarta menyampaikan informasi terkait meningkatnya status Gunung Merapi menjadi awas. Seketika Pos Pemantauan Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, langsung memberi peringatan penduduk Desa di Kecamatan Selo yang terdampak erupsi Merapi dengan menggunakan sirene. Gerak cepat dilakukan Tim Siaga Desa (TSD), yang mengarahkan penduduk agar menuju titik berkumpul dan memastikan penduduk tidak ada yang tertinggal. Sementara tidak kurang dari satu jam, tim dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Boyolali beserta relawan siap mengevakuasi.

Demikianlah skenario yang dilakukan dalam simulasi evakuasi mandiri bencana erupsi Merapi. Simulasi ini sebagai salah satu rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2017 di Kabupaten Boyolali yang digelar di Alun-alun Kidul Boyolali, Rabu (26/4). Simulasi diawali dengan apel bersama diikuti sekitar 1700 peserta yang terdiri dari berbagai unsur yang meliputi siswa, TSD Lereng Merapi, TNI, Polri, BPBD Boyolali  dan komunitas relawan Boyolali. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan keseiapsiaagaan dalam menghadapi bencana.

Hal tersebut disampiakan Kepala Pelaksana BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo dalam laporannya. “Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana,” terang Bambang. Selain itu pihaknya juga berharap sebagai media promosi titik tolak kesiapsiagaan terhadap bencana yang dilaksanakan secara serentak di Indonesia. Pihaknya berharap, evakuasi mandiri ini bisa menangani bencana secara mandiri dan penanganan evakuasi bisa dilakukan secara efektif.

Seperti disampaikan dalam skenario simulasi, penduduk terdampak akan dievakuasi ke sister village, yakni desa persaudaraan yang rawan bencana dengan desa yang aman di dekatnya. “Di wilayah ring I erupsi Merapi telah dibentuk 10 desa tangguh bencana dan 17 desa sister village. Seandainya terjadi bencana, kalau mau mengungsi ya di desa sister village yang aman,” imbuh Bambang Sinung. Langkah yang dilakukan yakni telah adanya nota kesepahamaan (MoU) antar Desa tersebut.

Di sisi lain, tambah Bambang Sinung, Pemkab Boyolali akan bekerjasama dengan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang serta Klaten untuk menyusun rencana kontinjensi (renkon) Merapi. Renkon ini dimaksudkan untuk mitigasi bencana dan pengurangan resiko bencana erupsi Merapi. Langkah yang akan segera ditempuh yakni penandatanganan bersama antara Gubernur Jateng dan Bupati di tiga wilayah tersebut.

Sementara Wakil Bupati Boyolali, M Said Hidayat menambahkan, dalam penanganan kebencanaan, perlu ditingkatkannya komunikasi antar semua lini dan menghilangkan ego sektoral. Komunikasi semua unsur yang terlibat dalam penanganan kebencanaan juga harus ditingkatkan. “Penanganan bencana ini adalah wilayah kemanusiaan, sehingga ini menjadi tanggung jawab bersama,” ungkap Wabup.

Berita Terkait