WARGA DESA SIDOREJO KARANGAWEN KEMBANGKAN REAKTOR BIOGAS

  • 20 Oct
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

 

 

DEMAK – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengawali rangkaian roadshow-nya di Kabupaten Demak dengan mengunjungi pengembangan reaktor biogas di Desa Sidorejo, Kecamatan Karangawen. Kedatangannya disambut oleh Bupati Demak HM.Natsir, Sekda Singgih Setyono, para Asisten Sekda dan Camat Karangawen Syahri, Rabu (18/10).

Dalam sambutannya Bupati mengatakan bahwa banyak orang yang mengelola sampah justru bisa sukses. “Ketika sampah dibuang sembarangan akan jadi masalah sementara ketika dikelola dengan baik bisa lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia. Untuk itu mari bersama-sama kita canangkan membersihkan apa saja, kalau sampah dimanfaatkan dengan baik maka akan menjadi berkah,” katanya.

Kaswi, warga Desa Sidorejo, sudah setahun ini memproduksi kotoran sapi di belakang rumahnya untuk diolah menjadi biogas. Selain untuk memasak, energi tersebut juga bisa menghasilkan tenaga listrik untuk kebutuhan rumah tangganya.

“Kurang lebih selama setahun ini tidak membeli elpiji 3 kilogram karena memanfaatkan biogas kotoran sapi untuk memasak,” kata Kaswi saat berdialog dengan Ganjar Pranowo.

Kaswi menjelaskan bahwa sebelumnya tiap bulan dia membeli 2 tabung gas. Ditambahkan pula selain untuk memenuhi kebutuhan energi, ampas sisa kotoran bisa digunakan untuk pupuk kompos sehingga bisa menambah pendapata. Sebab sisa kotoran sapi yang belum bisa diolah menjadi biogas setiap harinya menjadi empat ton karena kapasitas digesternya hanya delapan kubik.

Ketua kelompok tani yang merupakan pemrakarsa reaktor biogas Desa Sidorejo, Darsono menjelaskan di desanya ada 9 reaktor yang sudah dimanfaatkan oleh 38 KK. Meski sudah 38 KK yang memanfaatkan biogas, ia masih ingin mengembangkan lagi, apalagi sudah ada tawaran dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jateng. Sayangnya, untuk menanamkan pemahaman mengenai manfaat biogas masih sulit.

“Mengubah mindset warga Sidorejo itu sulit. Awal kita memberikan wawasan penggunaan biogas sulit, katanya bau, padahal kan tidak,” ujarnya.

Gubernur Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa memberikan pemahaman kepada masyarakat memang tidak mudah, apalagi kalau hanya dengan ceramah. Justru yang lebih efektif adalah memberikan pemahaman dengan memberi contoh.

“Jangan diceramahi, pasti tidak mau. Caranya, disuruh nonton kemudian dikasih contohnya. Kalau sudah melihat sendiri hasilnya pasti akan tertarik,” katanya.

Beliau menyarankan, 9 reaktor biogas yang kini ada, bisa diceritakan terus menerus melalui media sosial sehingga membuat orang penasaran dan ingin datang untuk melihat langsung.

“Ini peluang untuk dapat dijadikan sebagai alternatif pendapatan. Hasil nyata yang diperoleh masyarakat dari pengolahan biogas, terutama untuk mengurangi kemiskinan, nantinya bisa didorong pemerintah untuk diprogramkan secara rutin,” pungkasnya. *(Humas Demak)

Berita Terkait