WALIKOTA HENDI MINTA HENTIKAN POLEMIK IMPOR BERAS

  • 18 Jan
  • yandip prov jateng
  • No Comments


KOTA SEMARANG – “Kalau akhirnya keputusan Pemerintah Pusat harus ada impor beras, pasti telah melalui pertimbangan yang sangat matang. Impor beras ini bagaikan dua sisi keping mata uang. Di satu sisi tentang kestabilan harga, di sisi lain tentang keuntungan petani, sehingga melihatnya tidak bisa hanya dari satu sisi”, tutur Walikota Semarang Hendrar Prihadi, usai melakukan dialog dengan perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kota Semarang, di Balaikota Semarang, Rabu (17/11).

Walikota Semarang yang juga akrab disapa Hendi tersebut justru mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak terus berpolemik terkait isu impor beras, ini karena dirinya berpendapat bahwa polemik tersebutlah yang justru menekan petani.

“Terkait impor beras ini kan kondisinya di masing-masing daerah bisa berbeda, tapi karena sudah menjadi isu nasional lalu seakan-akan pukul rata di semua daerah dampaknya sama, polemik inilah yang berbahaya”, tegas Walikota yang juga mantan Sekretaris Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Tengah ini.

“Mengapa berbahaya ? Karena polemik terhadap isu impor beras ini kemudian rawan digunakan untuk menekan petani agar menguntungkan pihak-pihak tertentu, padahal kenyataannya tak sebesar polemiknya”, tutur Hendi.

Di Kota Semarang sendiri, Hendi menegaskan jika kondisi stok beras di kota yang dipimpinnya tersebut masih dalam kategori aman. Meski dirinya mengakui tidak menampik jika ada sedikit kenaikan di beberapa pasar, namun dirinya memastikan jika tingkat kenaikannya tidak signifikan dan masih terjangkau oleh masyarakat Kota Semarang.

“Kalau di Kota Semarang sendiri pasokan beras yang kami terima adalah dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Jadi saya pastikan hari ini bahwa pasokannya cukup serta harganya tetap relatif konstan dan stabil, sehingga tidak perlu ikut berpolemik terkait kebijakan impor beras tersebut”, jelas Hendi.

“Apalagi di Jawa Tengah ini kan sedang panen raya, jangan sampai kemudian justru momentum ini tidak dapat dimanfaatkan maksimal untuk mensejahterakan masyarakat, karena tertekan oleh kekhawatiran-kekhawatiran kita”, tambahnya.

 

Berita Terkait