WALI KOTA AJAK WARGA SEMARANG HORMATI DAN TELADANI KIAI SALEH DARAT

  • 05 Jul
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

SEMARANG-Sosok Kiai Saleh Darat memang telah tiada satu abad silam. Namun jasa-jasanya untuk pengembangan agama Islam di Indonesia tidak pernah pudar.

Saleh Darat dikenang sebagai guru para tokoh bangsa.

Saleh Darat tercatat guru dari pendiri dua organisasi islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiah. Pendiri NU KH Hasyim Asyari, pendiri Muhammadiah KH Ahmad Dahlan, serta tokoh emansipasi wanita RA Kartini pernah menimba ilmu darinya.

Pengarang kitab arab pegon berbahasa jawa itu hidup satu masa dengan Syekh Muhammad Nawani al-Jawi al-Bantani dan Kiai Kholil bin Abdul Latief atau Mbah Kholil dari Bangkalan, Madura. Puluhan karya lahir dari guratan tanggannya, diantaranya yang terkenal adalah Majmu’at al-Syariat al-Syari’at al-Kafiat Li al-Awwan, yang merupakan kitab Arab pegon berbahasa Jawa pertama di Indonesia.

Tidak hanya itu, kiai Saleh Darat juga diabadikan menjadi sebuah nama masjid di Kota Semarang, As Sholeh Darat, yang berdiri di Jalan Kakap Nomor 212. Masjid As Sholeh Darat dinamai demikian karena masjid itu memang merupakan peninggalan Sholeh Darat.

Sholeh Darat adalah salah satu ulama besar Nusantara yang memiliki nama lengkap Muhammad Saleh bin Umar As-Samarani. Kiai Saleh Darat dimakamkam di Pemakan umum Bergota Semarang, dan tepat hari Selasa (4/7/2017) ini peringatan haul ke-117 digelar.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi ikut hadir dalam peringatan itu, sekaligus membuka kegiatan ziarah dan tahlil akbar di komplek pemakaman terbesar di kota itu.  Hendrar berbaur dengan para tokoh yang datang diantaranya Ketua MUI Jateng KH. Ahmad Daroji, Ketua PCNU Kota Semarang KH. Anasom, KH Hadlor Ihsan, anak cucu Saleh Darat KH. Agus Taufiq, beserta ribuan peziarah yang hadir.

Dalam sambutannya, Hendrar mengajak peziarah, untuk dapat menghargai dan mengenang jasa para pendahulu yang bersusah payah memperjuangkan ilmunya untuk masyarakat. Menghargai tokoh terdahulu adalah bagian dari wujud wujud penghormatan kepada generasi sebelumnya.

Penghormatan dilakukan dengan gelaran pembacaan tahlil, yasin dan doa bersama di komplek pemakaman itu.

“Kiai Sholeh Darat memberikan contoh kebaikan, kerendahan hati, tawadu yang patut dimiliki seorang pemimpin. Sikap tawadu ini perlu diteladani dengan tidak melihat kedudukan ataupun pangkat melainkan amalan seseorang,” pinta pria 46 tahun ini.

Dia mengajak warganya agar memaknai sikap keteladanan dari Kiai Saleh Darat. Jangan sampai seseorang sombong karena posisi dan jabatan yang dimiliki. Semua jabatan di dunia hanyalah adalah amanah.

“Kebersamaan dan keteladanan yang terwujud dari haul ini harapannya menjadi upaya keras bersama memajukan Kota Semarang menjadi lebih baik dan hebat,” tambahnya.

Dilansir dari situs resmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, peringatan haul Kiai Saleh Darat dilakkukan sejak tiga puluh tahun terakhir. Dulunya, peringatan hanya dilakukan dengan pembacaan tahlil di pusara mendiang, kemudian diisi dengan pengajian.

Dalam setiap peringatan, biasanya juga diadakan bedah buku (kitab) karya mendiang, salah satunya kitab Lathoifut Thoharoh wa Asrorus Sholah, lalu semaan Al-Qur’an oleh 40 hafid, pembacaan maulid nabi.

Caption: Peringatan haul Kiai Saleh Darat ke 117 di Pemakaman Umum Bergota, Kota Semarang, Selasa (4/7/2017)

Berita Terkait