Unika Soegijapranata Bantu Pengrajin Batik Tulis Lasem Jual dalam 3 Dimensi

  • 09 Dec
  • yandip prov jateng
  • No Comments

REMBANG – Tim Kedaireka Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang meluncurkan platform metaversebatik.com, di Rumah Merah Heritage Lasem, Kamis (8/12/2022).

Melalui platform metaversebatik.com, para pengusaha batik dapat memamerkan dan menjual batiknya, melalui showroom virtual tiga dimensi. Di sana, sudah dibuat semacam showroom yang sudah diberi papan label masing-masing merk pengusaha batik, termasuk produk yang dimiliki.

Ketua Peneliti Kedaireka Metaverse Batik Lasem, Ridwan Sanjaya, mengungkapkan platform yang diperuntukkan para pengusaha batik tulis Lasem itu merupakan hibah dari pemerintah, dalam bentuk program Kedaireka. Tujuannya, memberikan solusi dan alternatif cara penjualan produk batik tulis Lasem.

“Melalui metaverse ini, membuat orang bisa melihat secara nyata dalam bentuk tiga dimensi produk- produk batik dari pengrajin,” jelasnya.

Disampaikan, masyarakat yang ingin masuk ke metaversebatik.com bisa menggunakan handphone, laptop, tablet, atau menggunakan kacamata reality agar bisa masuk seperti tampak nyata apa yang di dalam metaversebatik.com

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Rembang Prapto Raharjo menyampaikan apresiasi atas penggunaan platform metaversebatik.com untuk menjual batik dalam bentuk tiga dimensi. Menurutnya, hal itu sangat mendukung program yang tengah digencarkan oleh Pemkab Rembang, yakni Rembang Smart City.

“Masukan kami, dalam metaverse itu produk dari masing-masing pengrajin batik diberi informasi motifnya apa, agar yang berkunjung mengetahui. Dan ditambahkan informasi harga produknya,” jelas Prapto.

Pengrajin batik tulis Lasem, Rudi mengakui platform metaverse terbilang baru bagi pengrajin batik di Lasem. Selama ini, mereka cenderung menjual melalui offline dan online seperti media sosial dan marketplace.

“Platform metaverse ini bagus, menjadi tambahan media kami untuk menjual produk batik, jangkauannya ini bisa lebih luas sampai luar negeri,” ungkapnya.

Rudi berharap, ke depan semakin banyak pengrajin batik yang bergabung ke dalam metaverse. Menurutnya, penjualan melalui metaverse dapat menjadi solusi bagi mereka yang belum memiliki showroom.

Penulis: Mifta/Kominfo Rembang
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait