TRADISI WIWIT KOPI, TRADISI MASYARAKAT MERAYAKAN PANEN KOPI

  • 11 Aug
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

KUDUS – Tak hanya bernilai secara ekonomis, namun kopi memiliki potensi kepariwisataan untuk dikembangkan. Seperti yang disampaikan oleh Bupati Kudus, H. Musthofa saat acara wiwit kopi bersama petani kopi Desa Colo dan Paguyuban Masyarakat Pelindung Hutan (8/8). Tradisi ini, dinilai bisa dijadikan obyek wisata, asal di tangani dengan baik.

Dengan kondisi lahan yang berada di lereng gunung muria, tentu memberikan nilai tambah tersendiri. “Selain wisata pertanian, juga bisa di manfaatkan sebagai obyek wisata alam,” ujarnya. Dirinya pun menyebut bahwa ada tiga OPD yang harus bersinergi untuk memfasilitasi petani kopi, yaitu Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta Dinas Perdagangan.

Ini semua dilakukan agar masyarakat dapat menikmati manfaat dari panen kopi seperti ini, terutama bagi para petani, yang bisa meningkat kesejahteraannya. Oleh karenanya, untuk mengoptimalkan hasil panen ini, dirinya meminta dinas terkait dan masyarakat untuk proaktif bersama mengoptimalkan hasil panen kopi. Dari mulai proses tanam, panen, hingga pengemasan dan pemasaran agar bisa memberi hasil maksimal.

Dirinya menegaskan keterlibatan pemerintah untuk mengembangkan kopi khas lereng muria ini. Kopi berjenis robusta tersebut, memang sedang gencar dipromosikan sebagai salah satu komoditas unggulan kabupaten Kudus.

“Salah satunya adalah dengan mengemas tradisi wiwit kopi ini dengan lebih baik, agar menarik minat masyarakat untuk datang melihat dan menikmati kopi ini secara langsung,” imbuhnya.

Acara dilanjutkan dengan santap bersama nasi ‘kepungan’. Bupati bersama ketua DPRD dan para kepala OPD, duduk bersama menikmatinya bersama warga masyarakat. Sungguh nikmat. (KontributorKudus_ErwinDwisusanto)

Berita Terkait