Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Tingkatkan Akses Pendidikan Anak Putus Sekolah di 4 Desa
- 10 Sep
- yandip prov jateng
- No Comments

JEPARA – Anak-anak putus sekolah di Kabupaten Jepara akan diberikan kesempatan untuk bisa kembali belajar di sekolah atau mendapat bekal keterampilan sesuai dengan perkembangan teknologi.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jepara Natanael Hadisiswoyo menyampaikan, pihaknya berkerja sama dengan United Nations Children’s Fund (Unicef) Indonesia akan menjadikan empat desa di Jepara sebagai pilot program tersebut. Keempat desa itu, yaitu Desa Nalumsari (Kecamatan Nalumsari), Tegalsambi (Tahunan), Tubanan (Kembang), dan Tulakan (Donorojo).
Natanael berharap, ke depannya, program ini diharapkan direplikasi oleh desa-desa lain, sehingga semua anak putus sekolah mendapat kesempatan kembali ke sekolah atau memperoleh keterampilan baru.
“Sebagai bagian dari pemerintah Indonesia di daerah, kami menyambut dan all out memfasilitasi kegiatan ini supaya sukses. Kemarin kami sudah ke desa untuk memastikan kesiapan desa dalam kegiatan ini,” kata Natanael di sela-sela diskusi persiapan kegiatan dengan stakeholders terkait di kantornya, Kamis (9/9/2021).
Direktur Unicef untuk Program Out of School Children (OOSC) Jawa Tengah Jasman Indradno mengatakan, program pertama yang dilakukan adalah Gerakan Sekolah Meneh, atau gerakan kembali ke sekolah. Inti kegiatan ini adalah menemukan anak-anak yang tidak sekolah usia 7 sampai 18 tahun, dengan toleransi sampai 21 tahun. Mereka akan diberdayakan, lalu pada saatnya bersama-sama dikembalikan ke sekolah sesuai dengan spesifikasi satuan pendidikan yang diminati. Kegiatan ini akan dilakukan bersama-sama antara desa, fasilitator Unicef, dan tim kabupaten.
“Bahkan kalau sudah bekerja, perusahaan akan kami dekati agar memberi kesempatan mereka sekolah sambil bekerja di kelompok belajar (kejar) sesuai jenjang pendidikan yang belum diselesaikan,” katanya.
Dijelaskan, kegiatan berikutnya adalah mendampingi anak rentan putus sekolah, termasuk akibat pandemi, supaya tidak sampai keluar sekolah.
“Kita carikan beasiswa, orang tua asuh, atau upaya lain untuk mengatasi agar tidak putus sekolah,” kata Jasman.
Education Officer Unicef Wilayah Surabaya Yuanita M Nagel menambahkan, program berikutnya adalah Gerakan Remaja Hebat, yaitu upaya penyediaan platform untuk remaja belajar tentang keterampilan abad XXI di luar sekolah dan di luar internet. Mereka juga akan diarahkan untuk membentuk jaringan desa dalam upaya membangun desa masing-masing. Setiap kelompok bisa beranggotakan hingga 40 orang remaja yang difasilitasi belajar bersama selama enam bulan.
“Sebagai persiapan, kami sudah menyiapkan kurikulum pembekalan keterampilan ini. Kami juga sudah punya delapan (orang) fasilitator di empat desa dan tambahan dua (orang) fasilitator tingkat kabupaten yang akan mendampingi remaja desa belajar,” kata Yuanita.
Penulis: Sulismanto
Editor: Di, Diskominfo Jateng