TIM GABUNGAN PEMKOT TEMUKAN BAWANG PUTIH YANG DIJUAL DIATAS HET

  • 31 May
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

MAGELANG-Tim gabungan Pemkot Magelang memantau peredaran produk makanan, minuman, daging, dan beragam jenis sembako di pasaran, Selasa (30/5). Dalam pantauan tersebut  tidak ditemukan hal-hal yang merugikan konsumen, kecuali produk yang dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).

Tim menemukan produk yang dijual di atas HET di salah satu toko modern di Kota Magelang berupa bawang putih impor dan bawang merah. Supermarket itu menjual harga bawang merah Rp 4.999/100 gram atau Rp 40.000/kg. Padahal, HET bawang merah hanya Rp 26.000/kg.

Sementara harga bawang putih impor dijual Rp 66.990/kg, sedangkan HET bawang putih hanya Rp 38.000/kg. Harga yang terlampau jauh dari HET ini dinilai dapat memberatkan konsumen atau bahkan merugikan.

“Dari hasil pantauan, harga komoditas yang dijual rata-rata masih normal. Kecuali, bawang merah lokal dan bawang putih impor yang dijual dengan harga di atas HET,” ujar Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang, Temi di sela pantauan.

Dia menuturkan, disayangkan memang kebutuhan pokok masyarakat itu dijual dengan harga cukup tinggi. Padahal, sudah ada Badan Urusan Logistik (Bulog) yang menyediakan bawang merah dan bawang putih sesuai HET.

“Temuan ini nantinya akan kami koordinasikan untuk menentukan langkah selanjutnya. Bisa nanti kami minta supermarket tersebut untuk membeli di Bulog dan menjual ke konsumen dengan harga sewajarnya,” katanya.

Turut ikut dalam pantauan ini perwakilan dari Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pertanian dan Pangan (Disparpa), Satpol PP, Bulog Sub Divre Kedu, dan aparat Polres Magelang Kota. Pantauan dilakukan di toko modern, toko oleh-oleh, supermarket, dan pasar tradisional.

Kepala Seksi Harga Dasar Bulog Sub Divre Kedu, Bogi Wahyoko mengemukakan, harga bawang yang dijualsi salah satu toko modern tersebut terlalu tinggi. Sementara di sisi lain, pihaknya menyediakan bawang merah dan putih lokal seharga HET yang bisa dibeli dalam partai besar atau kecil.

“Kami jual bawang lokal yang notabene paling mahal sekalipun hanya seharga HET. Ini sudah impor, mahal pula. Kasihan konsumen,” tuturnya.

Meski begitu, Bogi tidak sepenuhnya menyalahkan supermarket itu, karena sebatas penjual. Maka, ia akan menelusuri sampai ke supplier dan importir yang diduga memiliki kendali terhadap harga ini.

“Kami akan kejar sampai penyuplainya, kenapa bisa sampai seharga itu. Sementara ini, kami sarankan Giant bisa ambil barang di tempat kami dengan harga sesuai HET,” paparnya.

Berita Terkait