Teknologi Penggilingan Gabah Tingkatkan Kualitas Beras Kecamatan Sawangan

  • 11 Apr
  • Yandip Prov Jateng (2)
  • No Comments

MUNGKID – Penggunaan teknologi baru pada penggilingan gabah di Kecamatan Sawangan membantu petani meningkatkan kualitas hasil panen. Mendongkrak harga jual melalui produksi beras premium.
Rice milling unit yang dikelola Koperasi Produsen Gatos Bumi Jawi, menerapkan teknologi pengeringan gabah vertical dryer. Gabah hasil panen dari petani dikeringkan dalam oven berbentuk vertikal.
Menurut Ketua Koperasi Produsen Gatos Bumi Jawi, Handono, penggunaan mesin pengering gabah lebih efektif dan efisien. Pengeringan gabah tidak lagi dilakukan secara manual yang bergantung pada panas sinar matahari.
Mengeringkan gabah secara manual membutuhkan waktu yang lama. Terlebih pada musim hujan saat sinar matahari tidak maksimal.
“Jika mengeringkan secara manual, harus menjemur (gabah) kalau pagi panas paling cuma bisa 2 jam, terus hujan. Satu minggu menjemur gabah satu sampai tiga ton itu belum kering,” kata Handono, Kamis (10/4/2025).
Menggunakan teknologi vertical dryer, gabah cukup masuk oven selama 12 jam untuk kemudian siap digiling. Proses pengeringan ini mampu mengurangi kadar air hingga tersisa 13 persen.
Mesin pengering mampu menampung enam ton gabah untuk sekali produksi.
“Gabah kering panen kita proses 12 jam. Setelah kering (bisa) langsung digiling menjadi beras turun giling,” terangnya.
Mesin pengering sudah dilengkapi blower yang mampu memisahkan gabah isi dan gabah hampa. Sehingga nantinya gabah yang digiling hanya gabah berisi butiran beras utuh.
“Kami juga ada mesin sortir warna beras. Jadi bisa memisahkan beras merah yang warnanya harus merah semua. Begitu juga beras putih mentik wangi susu, keluar sudah jadi beras premium,” kata Handono.
Kualitas Beras Meningkat
Seluruh proses pengeringan hingga penggilingan gabah di rice milling unit mampu menekan jumlah beras yang rusak. Sehingga dihasilkan kualitas beras terbaik yang memiliki harga tinggi di pasaran.
“Menggunakan teknologi ini jumlah beras yang rusak bisa dikurangi. Nilai jual beras lebih tinggi karena banyak beras kepala (beras utuh). Lewat proses ini, menir (beras patah) bisa tersisa hanya lima persen dari total jumlah produksi,” jelasnya.
Hasilnya, beras organik mentik wangi susu bisa dijual seharga Rp21.000 per kilogram. Sedangkan beras biasa nonorganik seperti jenis IR 64, dihargai Rp13.500 sampai Rp14.000 per kilogram.
Khusus beras merah, Koperasi Produsen Gatos Bumi Jawi rutin mengirimnya kepada CV Shinta Rama di Tegal. Selebihnya dikirim ke Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta atau dipasarkan sendiri di sekitaran Magelang.

Pemberdayaan Petani
Koperasi Produsen Gatos Bumi Jawi didirikan 2022 sebagai unit usaha Gabungan Tani Organik Sawangan (Gatos). Hingga saat ini, Gatos beranggotakan 34 kelompok tani dari Desa Mangunsari, Tirtosari, Podosoko, Sawangan, Butuh, Krogowanan, dan Kapuhan.
Masing-masing kelompok beranggotakan sekitar 50 orang petani yang rutin menyuplai gabah kering panen kepada koperasi.
“Rutin setiap hari bisa mengolah enam ton gabah kering panen,” ujar Handono.
Bendahara Koperasi Produsen Gatos Bumi Jawi, Nanik Sri Hartati mengatakan, pihaknya menerima pinjaman Rp1 miliar untuk modal membeli gabah hasil panen petani.
Beras produksi rice milling unit kemudian dijual kepada jaringan pemasaran hasil pertanian organik, Lingkar Organik, sedikitnya 10 ton setiap bulan.
“CV Shinta Rama untuk makanan bayi sekitar sembilan ton beras merah setiap minggu. Kirim ke Jakarta dan Surabaya sekitar 5 sampai 10 ton. Alhamdulillah lancar sampai sekarang,” kata Nanik.
Koperasi Produsen Gatos Bumi Jawi juga melayani jasa pengeringan dan penggilingan gabah untuk petani selain anggota. Mereka mematok ongkos Rp250 untuk satu kilogram beras.
“Misal ada panen banyak mau menggilingkan gabah di sini boleh. Sedikit juga boleh. Kita timbang setelah jadi beras, bukan gabah. Ongkosnya Rp250 per kilogram beras,” kata dia.
Hibah UPLAND Project
Rice milling unit di Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan merupakan bantuan program pengembangan pertanian organik, UPLAND Project. Selain di Sawangan, fasilitas serupa juga dibangun di Kecamatan Grabag dan Bandongan.
UPLAND Project dibiayai oleh dana hibah The Bill and Melinda Gates Foundation serta International Islamic Bank for Development (IsBD). Program ini bertujuan mengembangkan komoditas pertanian unggul dari daerah dataran tinggi, sehingga memiliki standar produk berorientasi ekspor.
Selain memberikan bantuan fasilitas pengolahan beras, UPLAND Project juga menyalurkan dana untuk membangun jalan-jalan tani. Akses jalan hingga ke tengah areal sawah memudahkan petani mengangkut hasil panen.

Penulis: Kontributor Kab Mgl
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait