Tekan DBD, Masyarakat Diminta “Ternak Nyamuk”

  • 19 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BOYOLALI – Di masa pandemi virus Corona (Covid-19), Pemerintah Kabupaten Boyolali terus berupaya menekan kasus demam berdarah dengue (DBD). Terlebih, sepanjang 2020 ini sudah ada 91 kasus DBD.

“Di 2020 ini kita sudah mendata kurang lebih ada 91 kasus untuk DBD sampai bulan Oktober,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/10/2020).

Ditambahkan, berbagai program telah digalakkan untuk menekan laju pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti. Mulai dari program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta program 3M Plus sebagai bentuk pencegahan, dengan menanam tumbuhqan pengusir nyamuk, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah. Selain itu, ada pula program Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik), serta yang kini digalakkan program “ternak nyamuk”.

 

“Dinkes berupaya untuk membuat inovasi atau terobosan program untuk mengendalikan DBD, melalui satu cara yang disebut sebagai ternak nyamuk,” ungkap Lina.

 

Jadi, katanya, nyamuk Aedes aegypti akan diternakkan, namun yang diternakan adalah yang sudah mengandung bakteri Wolbachia. Sebab, nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia tidak menjadi sumber penularan demam berdarah bahkan bisa memberantas penyakit demam berdarah. Karena apabila nyamuk dilepas di tempat umum atau tempat perindukan nyamuk, nyamuk akan kawin dengan nyamuk lokal yang belum mengandung bakteri.

 

“Akhirnya nyamuk-nyamuk dari lingkungan tersebut itu menjadi nyamuk yang mengandung bakteri, sehingga lama-lama nyamuk yang disitu tidak menjadi sumber penularan demam berdarah,” terangnya.

 

Diharapkan dengan adanya program ternak nyamuk ini bisa menekan laju kasus DBD, yang saat ini menyebar di 22 desa endemis pada wilayah 10 Puskesmas, di sembilan kecamatan ini.

Penulis : Kontributor Boyolali
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait